Home LiCAS.news Bahasa Indonesia News (Bahasa) Pendeta di India tewas dibunuh militan Maois

Pendeta di India tewas dibunuh militan Maois

Seorang pendeta berusia 30 tahun diculik kemudian dibunuh oleh gerilyawan Maois di negara bagian Maharashtra, India barat.

Pendeta Munsi Deo Tando dibunuh pada 10 Juli oleh anggota kelompok Maois yang dikenal sebagai Naxalites yang telah melakukan perjuangan bersenjata melawan negara India selama lima dekade.

Munsi adalah mantan anggota gerakan gerilya Maois itu sendiri hingga tujuh tahun lalu. Dia diduga telah dicap sebagai informan oleh beberapa umat Hindu setempat karena penginjilannya.




Shibu Thomas, pendiri Persecution Relief (Bantuan Penganiayaan) mengatakan kepada LiCAS.news bahwa Munsi “meninggalkan istri dan tiga anak kecil yang saat ini dalam keadaan shock.”

Thomas mengatakan bahwa pendeta itu dan keluarganya menghadapi banyak penganiayaan di desa mereka karena iman Kristen,

Pada saat diculik, Munsi sedang memimpin doa sore dan pertemuan puasa di sebuah gereja di desa Bhatpar. Saksi mata mengatakan enam orang Naxalite – tiga di antaranya wanita – memasuki gereja dan menyeret Munsi keluar. Setelah mengikat tangannya, mereka memasukkannya ke dalam kendaraan dan membawanya ke hutan terdekat di mana mereka menembaknya pada jarak dekat. Mayatnya ditemukan di hutan sehari kemudian.

Wilson Nathan, seorang pengacara Kristen yang terkait dengan Alliance Defending Freedom mengatakan kepada LiCAS.news bahwa pemakaman diadakan untuk pastor yang dibunuh pada 12 Juli setelah otopsi dilakukan oleh otoritas kesehatan setempat.

- Newsletter -

Karena khawatir anggota Naxalite kembali pemakaman hanya dihadiri segelintir orang , kata Nathan.”

“Ada ketakutan di antara para pendeta dan umat beriman setempat bahwa mereka juga dapat dicap sebagai informan polisi dan dibunuh oleh gerilyawan Maois,” katanya.

Nathan mengatakan bahwa Munsi meninggalkan Naxalites bertahun-tahun yang lalu dan menjadi anggota aktif Liga Injil India yang membawanya untuk mengkhotbahkan agama Kristen di antara penduduk desa.

Pemakaman Pendeta Munsi Deo Tando pada 12 Juli. (Foto disediakan)

Bruder Stephen dari Liga Injil India mengatakan bahwa setelah Munsi menjadi religius, ia kembali ke desa leluhurnya dan mendirikan sebuah Gereja di rumahnya, yang sangat tidak disukai oleh umat Hindu setempat yang anti terhadap Kristen  yang memulai boikot sosial terhadap pendeta dan keluarganya.

“Keluarga itu bahkan tidak diizinkan mengambil air dari sumur lokal. Namun, kesulitan itu tidak menghalangi Munsi dari misinya, ”kata Stephen.

Seorang pendeta lain yaitu Praful, yang bekerja dekat dengan Munsi, mengatakan kepada LiCAS.news bahwa sebagai bagian dari kekerasan yang dialami adalah beberapa penduduk desa setempat menuduhnya sebagai informan polisi melawan Naxalite di daerah tersebut.

“Sebagian besar informan polisi atas Naxalite di negara bagian itu adalah mantan anggota kelompok itu. Karena Munsi sendiri adalah mantan kelompok itu, menjadi mudah bagi penduduk desa untuk mencapnya sebagai informan polisi,” duga Praful.




Gerakan Naxalite pertama kali meletus pada tahun 1967 dari wilayah Naxalbari di India timur. Saat ini aktif dan mengobarkan pemberontakan di beberapa negara bagian India.

Nehemiah Christie, seorang aktivis Kristen yang berbasis di New Delhi, menyerukan kepada pemerintah “untuk mengendalikan kelompok-kelompok fanatik yang percaya bahwa mereka memiliki kekebalan penuh untuk membunuh orang-orang Kristen tanpa penyesalan.”

Persecution Relief mengatakan pembunuhan Munsi menjadi kasus ketiga dalam sebulan di mana seorang Kristen terbunuh di India karena keyakinan mereka.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest