Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Features (Bahasa) Akibat pandemi peternak India kesulitan menjual hewan kurban Idul Adha

Akibat pandemi peternak India kesulitan menjual hewan kurban Idul Adha

Adil Ahmad Rather menginginkan harga yang layak untuk ternaknya saat Idul Adha yang akan datang. Tetapi pandemi di India membuat keinginannya sulit tercapai.

Petani berusia 23 tahun dari daerah Pulwama di Kashmir selatan itu membawa kawanan dombanya ke Srinagar, ibukota musim panas di wilayah India itu.

Itu membutuhkan tiga hari untuk menggembalakan domba-dombanya, seringkali melewati barikade yang ditempatkan di tengah jalan untuk menggagalkan angkutan umum dan pribadi, tetapi ia dan hewan-hewannya mencapai pasar utama kota.




Namun, tidak ada seorang pun di sana untuk membeli ternaknya.

“Ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Sudah beberapa hari berlalu dan tidak banyak orang tertarik membeli hewan untuk kurban Idul Adha. Saya khawatir saya harus kembali dengan kantong kosong, ”kata Rather.

Kesulitannya juga dialami oleh Amanullah Khan, seorang petani ternak dari negara bagian Uttar Pradesh di India utara.

Pekan lalu Khan berjalan selama dua hari untuk menjual kambing jantannya di ibukota India, New Delhi. Pria berusia 57 tahun itu dikembalikan oleh polisi di dekat perbatasan Delhi.

- Newsletter -

“Polisi memberi tahu saya bahwa saya bisa ditangkap jika saya melawan perintah itu. Saya diberi tahu bahwa penjualan ternak tahun ini tidak diizinkan di Delhi karena pandemi yang sedang berlangsung, “kata Khan kepada LiCAS.news

Pasar untuk penjualan hewan kurban untuk Idul Adha biasanya diadakan di kota tua dekat masjid agung atau daerah masjid Jamia tetapi sekarang telah ditutup karena COVID-19. Produsen ternak dari negara bagian terdekat biasanya datang dalam jumlah besar untuk menjual ternaknya di sana.

“Saya sudah berharap mendapat untung dari penjualan hewan tahun ini. Tetapi tampaknya perayaan Muslim yang sakral ini telah hilang dan mungkin tidak akan kembali untuk tahun-tahun mendatang,” kata Khan.

Arshad Qureshi, presiden Asosiasi Pedagang Daging Delhi, mengatakan pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah pada penjualan dan pembelian hewan kurban tahun ini telah menyulitkan mereka yang bergantung pada penjualan hewan dan bagi mereka yang merayakan Idul Adha.

Peternakan domba dan kambing adalah sumber pendapatan utama bagi sejumlah petani di India yang menjualnya dalam jumlah besar saat  Idul Fitri. Baik peternak sapi Muslim dan non-Muslim juga menjual ternak mereka di pasar kepada umat Islam untuk pesta kurban tersebut.

Adil Ahmad bersama kawanan dombanya di Srinagar, ibukota musim panas satu-satunya wilayah mayoritas Muslim di India. Lockdown karean virus corona telah menyebabkan para pedagang hewan kurban kesulitan saat Idul Adha ini. (Foto oleh Umer Asif)

Bukan sekedar ritual atau kebiasaan

Beberapa organisasi Muslim di India mendesak pemerintah untuk mencabut pembatasan penjualan hewan di pasar terbuka.

Jamaat-e-Islami Hind, sebuah organisasi Muslim terkemuka India telah mengeluarkan fatwa atau dekrit, yang menyatakan bahwa mengurbankan seekor hewan pada Idul Adha adalah wajib dan tidak boleh dihindari.

‘Qurbani’ [mengorbankan hewan] bukan sekedar ritual atau kebiasaan. Dinyatakan dalam ‘Hadis’ bahwa pada hari-hari kurban, Qurbani adalah perbuatan yang paling dihargai di mata Allah. Karena itu, sebisa mungkin, umat Islam harus mencoba dan menawarkan Qurbani pada kesempatan Idul Adha. Amal [‘Sadaqah-Khairat’] atau beberapa layanan sosial tidak dapat menjadi pengganti untuk perbuatan Qurbani ini,” kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan pekan lalu.

Idul Adha – juga dikenal sebagai Bakr Eid di India – dirayakan di seluruh dunia pada hari ke-10 Dhu al-Hijjah, bulan kedua belas dan terakhir dalam kalender Islam. Tahun ini, dirayakan pada 1 Agustus.




Perayaan ini untuk menghormati kerelaan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya sebagai tindakan kepatuhan terhadap kehendak Allah. Beberapa saat sebelum Abraham mengorbankan putranya, Tuhan menyediakan seekor kambing jantan untuk dikorbankan. Sebagian besar Muslim menyembelih domba, kambing, atau sapi jantan pada kesempatan itu.

Dr Suhail Naik, ketua Asosiasi Dokter di Kashmir, mengatakan tidak ada salahnya mengorbankan hewan pada Idul Adha jika prosedur standar terkait COVID-19 diikuti.

Naik mengatakan pemerintah harus memastikan ketersediaan hewan kurban dengan harga terjangkau di tingkat Mohalla dan Koloni, sehingga orang dapat membelinya di dekat tempat tinggal mereka tanpa harus berdesak-desakan.

“Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa mengurbankan hewan dengan cara apa pun akan berbahaya jika protokol dan saran diikuti dengan benar. Saya menyarankan orang untuk memakai masker dan menjaga jarak fisik dan sosial saat membeli hewan kurban, ”kata Naik.

Namun, ada beberapa keengganan dikalangan Muslim untuk membeli hewan untuk dikorbankan tahun ini.

Suhail Javaid, seorang pegawai pemerintah yang tinggal di New Delhi, mengatakan kepada LiCAS.news bahwa tahun ini akan menjadi yang pertama kali baginya tidak bisa membeli hewan kurban karena pandemi.

Sesuai kebiasaan umat Muslim, daging hewan kurban dibagi menjadi tiga bagian. Satu bagian diberikan kepada kerabat, yang lain di berikan kepada orang di lingkungan dan sisanya dikonsumsi oleh keluarga itu sendiri.

“Sangat berbahaya untuk masuk ke rumah seseorang. Kami tidak tahu siapa yang membawa virus dan siapa yang tidak. Kami tidak mau mengambil risiko dengan membagikan daging kurban,” kata Javaid.
Muslim di India yang mencapai 14 persen dari total 1,3 miliar penduduk negara itu telah diminta oleh pemerintah untuk tidak melakukan sholat berjamaah dan sejauh mungkin menghindari ritual mengorbankan hewan.

Hingga 27 Juli, India telah mencatat lebih dari 1,38 juta kasus COVID-19. Lebih dari 32.000 orang telah meninggal akibat penyakit tersebut yang menyebabkan lockdown nasional sejak akhir Maret.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest