Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Uskup Manila minta pihak berwenang izinkan lebih banyak umat hadiri Misa

Uskup Manila minta pihak berwenang izinkan lebih banyak umat hadiri Misa

Uskup Manila Mgr. Broderick Pabillo mengimbau pihak berwenang untuk mengizinkan lebih banyak orang menghadiri kegiatan keagamaan di tengah karantina komunitas yang lebih longgar di ibu kota negara.

“Jika [otoritas] mengizinkan perusahaan bisnis beroperasi dengan kapasitas yang lebih besar, mereka juga harus memberikan hal yang sama kepada gereja,” kata Uskup Pabillo, administrator apostolik Keuskupan Agung Manila, pada 20 Agustus.

Terlepas dari peningkatan jumlah kasus virus corona di Filipina, Presiden Rodrigo Duterte menempatkan kembali ibu kota negara itu dalam “karantina komunitas umum” yang lebih longgar minggu ini.




Berdasarkan peraturan tersebut, semua industri diizinkan untuk dibuka kembali, restoran diizinkan untuk membolehkan pelanggan makan di tempat, sementara pertemuan, termasuk kegiatan keagamaan, dibatasi hingga 10 orang.

Pada bulan Juli, ketika “karantina komunitas umum” diterapkan, pertemuan keagamaan diizinkan hingga 10 persen dari kapasitas tempat.

“Masalahnya adalah mereka mengubah keputusan mereka setiap waktu,” kata Uskup Pabillo dalam sebuah wawancara radio. “Kita harus menyesuaikan lagi.”

Prelatus itu mengatakan tidak adil bahwa restoran diperbolehkan sampai 30 persen dari kapasitasnya sementara gereja hanya diperbolehkan sepuluh persen.

- Newsletter -

“Gereja jauh lebih besar dari restoran. Kedengarannya tidak masuk akal,” kata Uskup Pabillo dan menambahkan bahwa  umat paroki memakai masker dan pelindung wajah ketika mereka berada di gereja.

Akan tetapi Uskup Manila itu mengatakan para pemimpin gereja akan mematuhi pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah.

Petugas kesehatan merawat pasien di tenda di luar rumah sakit di Manila, ibukota Filipina. COVID-19 telah membebani seluruh sistem pelayanan kesehatan negara itu. (Foto oleh Jire Carreon)

Keuskupan Cubao, juga di Manila, mengumumkan bahwa paroki dapat melanjutkan kegiatan gereja mereka meskipun keputusan akhir berada pada kebijaksanaan pastor paroki.

“Saya serahkan pada kebijaksanaan pastor paroki karena di beberapa daerah mereka memiliki beberapa kasus COVID-19,” kata Uskup Cubao Mgr Honesto Ongtioco.

Dia mengatakan mereka akan selalu mengikuti semua protokol pemerintah dalam hal penerapan tindakan karantina.

Untuk sementara keuskupan itu menangguhkan pelayanan liturgi terbuka sebagai tanggapan atas seruan dari para medis garis depan untuk “waktu istirahat” di tengah meningkatnya jumlah kasus COVID-19.

Keuskupan Antipolo pada 18 Agustus juga mengumumkan pembukaan kembali gereja mereka.

Keuskupan meyakinkan publik bahwa mereka akan “sangat hati-hati” dalam melanjutkan perayaan Misa Kudus dan kegiatan gereja lainnya.




Awal pekan ini, Universitas Katolik Ateneo de Manila merilis hasil kajian yang mengklaim hampir tiga juta orang Filipina atau 2,6 persen dari perkiraan populasi Filipina yang berjumlah 106 juta orang mungkin telah terinfeksi COVID-19 dari April hingga Juni tetapi tidak terdeteksi.

Kajian yang dirilis pada 18 Agustus oleh Departemen Ekonomi universitas itu dan ditulis oleh Jan Frederick Cruz menemukan bahwa sekitar 98 persen kasus COVID-19 di Filipina tidak terdeteksi selama kuartal kedua tahun 2020.

Sementara itu, para ahli dari Universitas Filipina sebelumnya telah memperingatkan bahwa kasus di negara itu dapat mencapai 230.000 pada akhir Agustus jika pemerintah melonggarkan tindakan karantina.

Pada 19 Agustus, Departemen Kesehatan Filipina mengonfirmasi 4.650 infeksi baru COVID-19 dan 111 kematian baru.

Departemen tersebut mengatakan total kasus yang dikonfirmasi telah meningkat menjadi 173.774, tertinggi di Asia Tenggara, sementara kematian meningkat menjadi 2.795 orang.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest