Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Paus Fransiskus sebut 'ekonomi yang sakit' memicu ketidaksetaraan

Paus Fransiskus sebut ‘ekonomi yang sakit’ memicu ketidaksetaraan

Paus Fransiskus meminta umat beriman untuk melawan pengucilan jutaan orang dari memiliki “kelimpahan alam ” ketika dia berbicara tentang “ekonomi yang sakit” yang menyebabkan ketidaksetaraan di dunia.

Dalam Audiensi Umum mingguan pada 26 Agustus, pemimpin Gereja Katolik itu berbicara tentang peran manusia sebagai “perawat bumi” dan hak mereka untuk memiliki demi kebaikan bersama”.

Paus mengatakan dunia tidak bisa berdiri dan menonton saja, sementara dunia didominasi oleh buah dari pertumbuhan ekonomi yang tidak setara yang mengabaikan nilai-nilai fundamental kemanusiaan.




Dia mengatakan pandemi virus corona telah memperburuk “gejala-gejala ketidaksetaraan sosial.”

Paus Fransiskus mencatat bahwa sementara sebagian orang bisa bekerja dari rumah, bagi yang lainnya itu sesuatu yang mustahil.

“Sementara sebagian anak-anak, terlepas dari kesulitannya, dapat melanjutkan pendidikan akademis, yang lainnya telah terputus secara tiba-tiba,” kata paus.

Paus mengatakan bahwa “ketika obsesi untuk memiliki dan mendominasi membuat jutaan orang tidak memiliki barang-barang utama … kita tidak dapat berdiri dan menonton.”

- Newsletter -

Dia menggambarkan bahwa ketidaksetaraan ekonomi dan teknologi menyengsarakan, dan sedemikian rupa  merobek tatanan sosial, dan “ketergantungan pada kemajuan materi yang tidak terbatas mengancam rumah kita bersama.”

Paus Fransiskus mengatakan ekonomi dunia sedang “sakit” karena hanya sedikit orang yang memegang kendali atas sebagian besar kekayaan dunia.

“Saya mengulangi ini agar membuat kita berpikir, bahwa hanya sejumlah orang kaya, sekelompok kecil, memiliki lebih dari seluruh umat manusia lainnya,” katanya.

Dia mendesak keluarga manusia untuk bekerja sebagai satu komunitas dan memerangi ketidaksetaraan ekonomi yang menyusahkan ini.

“Kita harus bertindak bersama-sama, dengan harapan menghasilkan sesuatu yang berbeda dan lebih baik. Harapan Kristen, yang berakar pada Tuhan, adalah tempat kita berlabuh, ”kata paus.

Dia mengatakan ketidaksetaraan ekonomi global saat ini berkaitan dengan kerusakan lingkungan, dan menambahkan bahwa planet ini akan melampaui kapasitasnya “dengan konsekuensi yang serius dan tidak dapat dihindari.”

Paus Fransiskus mengatakan ketidaksetaraan sosial dan degradasi lingkungan “berjalan bersama dan memiliki akar yang sama.”

Dia mengingatkan umat beriman bahwa Tuhan memanggil keluarga manusia untuk menguasai bumi dengan “mengolah dan menjaganya seperti taman, taman milik semua orang.”

Paus mengatakan ‘mengolah’ berarti bercocok tanam, membajak atau bekerja, sedangkan ‘memelihara’ berarti merawat, melindungi, mengawasi dan melestarikan.”

Paus memperingatkan untuk tidak menafsirkan ‘menguasai’ sebagai alasan untuk menyalahgunakan sumber daya bumi yang terbatas.

“Ada hubungan timbal balik antara diri kita dan alam,” katanya. “Kita menerima dari alam dan kita memberikan kembali sebagai balasannya,” tambah paus.

Dia mengingatkan umat beriman bahwa pemegang atau pengelola sebuah properti memiliki “tugas untuk membuatnya menghasilkan buah dan memberikan manfaat kepada orang lain.”

“Untuk memastikan bahwa apa yang kita miliki memberi nilai bagi masyarakat, otoritas politik memiliki hak dan kewajiban untuk mengatur penggunaan yang sah dari hak milik demi kebaikan bersama,” katanya.

Dia menambahkan bahwa tidak mengutamakan milik pribadi demi tujuan universal barang “adalah aturan emas perilaku sosial dan prinsip pertama dari seluruh tatanan etika dan sosial.”

Paus mengatakan bahwa “jika kita menempatkan apa yang kita miliki sedemikian rupa sehingga tidak ada yang kekurangan, maka kita benar-benar akan menginspirasi harapan untuk meregenerasi dunia yang lebih sehat dan setara.”

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest