Home LiCAS.news Bahasa Indonesia News (Bahasa) Nasib imam Katolik tidak diketahui setelah diculik pihak keamanan Tiongkok

Nasib imam Katolik tidak diketahui setelah diculik pihak keamanan Tiongkok

Otoritas Tiongkok dilaporkan menculik sedikitnya dua imam Katolik dan lebih dari selusin biarawati dan seminaris di Keuskupan Baoding di Tiongkok tengah pada 2 November.

Sebuah laporan dari situs berita AsiaNews mengatakan dua orang frater dibebaskan setelah beberapa jam. Belum diketahui apakah ada orang lain yang dibebaskan hingga berita ini diturunkan.

Peristiwa itu terjadi pada hari yang sama ketika Pastor Lu Genjun, mantan vikjen keuskupan, hilang.

Imam itu diyakini diculik oleh pasukan keamanan negara di provinsi Hebei. Hingga saat ini tidak ada yang mengetahui keberadaan pastor itu.




Ini bukan pertama kalinya Pastor Lu dibawa pergi oleh pihak berwenang. Pada Februari 2006, dia ditangkap bersama para pastor lainnya. Dia dibebaskan delapan tahun kemudian pada tahun 2014.

Sebelum penangkapannya pada tahun 2006, imam itu berulang kali dipenjara oleh pihak berwenang, pertama pada Minggu Palem tahun 1990, beberapa bulan setelah ia ditahbiskan menjadi imam.

Ia ditangkap lagi pada tahun 2000 dan ditahan di kamp kerja paksa Provinsi Gao Yang selama tiga tahun. Setelah itu, dia ditangkap lagi pada tahun 2004.

- Newsletter -

Pastor Lu telah menerima beberapa tawaran untuk bergabung dengan Asosiasi Katolik Patriotik China. Penolakan pendeta untuk bergabung dengan kelompok yang direstui negara disebut menjadi alasan ia ditangkap  berulang kali.

Pastor Lu telah menjadi vikaris uskup di Keuskupan Baoding, menggantikan dua uskup yang sebelumnya juga ditangkap oleh otoritas Tiongkok, yaitu Uskup James Su Zhimin pada 1996 dan Uskup Francis An Shuxin pada 1997.

Uskup Francis An akhirnya setuju untuk bergabung dengan Asosiasi Patriotik, sebuah langkah yang dikatakan sangat memengaruhi keputusan untuk membebaskan Pastor Lu pada 2014.

Uskup Su Zhimin tetap berada dalam tahanan polisi selama lebih dari 20 tahun. Penangkapan umat Katolik “bawah tanah” terjadi beberapa hari setelah Vatikan memperbarui kesepakatan kontroversialnya dengan Tiongkok.

Di bawah kesepakatan Sino-Vatikan, Tiongkok akan secara resmi mengakui otoritas paus di dalam Gereja, sementara Vatikan pada gilirannya akan mengakui legitimasi para uskup yang sebelumnya ditunjuk oleh Beijing.

Keuskupan Baoding adalah salah satu keuskupan terbesar di Tiongkok dan memiliki setidaknya setengah juta umat Katolik.

Kelompok riset dan advokasi Freedom House memperkirakan pada 2017 ada lebih dari 350 juta pemeluk agama di Tiongkok.

Diperkirakan ada 10-12 juta umat Katolik di Tiongkok, separuhnya adalah bagian dari Gereja bawah tanah sementara separuhnya lagi adalah anggota gereja yang disetujui negara.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest