Uskup Agung Dhaka yang baru dilantik Mgr Bejoy Nichephorus D’Cruze mengatakan bahwa prioritasnya adalah bekerja untuk solidaritas dan dialog di Bangladesh yang mayoritas Muslim.
“Agama Kristen adalah agama universal. Ia memiliki hati yang sangat besar dan telah dikirim ke semua etnis dan kebangsaan untuk pembebasan dan penebusan,” kata Uskup Uskup Agung D’Cruze.
Prelatus itu dilantik di Katedral St. Maria di Dhaka ibu kota Bangladesh pada 27 November yang dihadiri sekurangnya 500 orang, termasuk non-Kristen.
“Kami menerima semua dengan hati terbuka, berdialog tentang iman dan menjalin harmoni,” kata prelatus itu dalam homilinya.
“Itu karena kami percaya bahwa semua orang diciptakan menurut gambaran Allah,” katanya, seraya menambahkan bahwa Gereja harus menjadi “persekutuan, persaudaraan orang-orang percaya” agar persatuan tercapai.
Uskup agung itu mengatakan solidaritas adalah “suatu keharusan” karena “kita menyembah dan mengikuti Allah Tritunggal – persekutuan antara Bapa, Putra dan Roh Kudus.”
“Yesus telah mempersatukan dan membangun persatuan di antara berbagai ras dan bangsa dengan Darah Kudus-Nya. Kita dipanggil untuk dipersatukan dalam persaudaraan yang sama, ”kata Uskup Agung D’Cruze.
“Persatuan dan persekutuan ini dapat memberi kita berkat, kegembiraan dan kedamaian surgawi,” katanya.
Uskup agung itu mengatakan ‘”para imam, religius, dan umat paroki yang berpengalaman” akan menjadi kekuatannya saat menjalankan misinya.
Ia mengatakan pertemuannya dengan berbagai pemimpin agama juga menginspirasinya.
“Saya memahami bahwa agama menciptakan persatuan karena semua manusia diciptakan oleh satu Pencipta,” katanya.
Uskup Agung D’Cruze mengucapkan terima kasih kepada pendahulunya, Kardinal Patrick D ‘Rozario, yang pensiun sebagai prelatus Dhaka pada 30 September setelah mencapai usia 77 tahun.
Uskup Agung D’Cruze lahir pada 9 Februari 1956, di desa Puran Tuital, distrik Dhaka. Dia ditahbiskan sebagai imam Oblat Maria Tak Bernoda pada tahun 1987.
Ia memperoleh gelar lisensi dan doktor dalam bidang teologi dari Universitas Kepausan Gregorian di Roma.
Di Bangladesh, ia menjabat sebagai direktur Juniorat Oblat di Dhaka dan mengajar di Seminari Tinggi Roh Kudus. Sejak 2001 hingga 2005, ia menjabat sebagai superior Oblat di negara itu.
Ia diangkat menjadi uskup Keuskupan Khulna pada tahun 2005 dan melayani di sana hingga 2011 ketika dia diangkat menjadi uskup pertama di Keuskupan Sylhet.