Home LiCAS.news Bahasa Indonesia News (Bahasa) Lagi, wanita Kristen di Pakistan dibunuh karena tolak pernikahan beda agama

Lagi, wanita Kristen di Pakistan dibunuh karena tolak pernikahan beda agama

Sebuah kelompok hak asasi yang fokus pada penganiayaan berbasis agama di Pakistan mengecam keras  pembunuhan seorang wanita Kristen yang dilaporkan karena menolak untuk menikah dengan seorang pria Muslim.

Dalam sebuah laporan, Pusat Bantuan Hukum dan Penyelesaian (CLAAS) mengatakan seorang wanita Kristen yang diidentifikasi sebagai Sonia Bibi, 24, ditembak mati pada 30 November, diduga oleh seorang pria Muslim karena menolak untuk menikah dengannya.

Ayah Sonia, Allah Rakha Masih, yang berprofesi sebagai petugas kebersihan, mengatakan pria bernama Muhammad Shahzad selalu mengejar Sonia selama lima bulan terakhir, demikian laporan yang dirilis 7 Desember.




Shahzad bahkan melamar Sonia, bahkan meskipun ditolak, dia terus mengikutinya dan bersikeras agar dia menikah dengannya.

Menurut Masih, anaknya Sonia terus mengatakan kepada Shahzad bahwa ia tidak mungkin menikah dengannya karena perbedaan agama.

CLAAS mengatakan bahwa Shahzad bahkan mengirim orang tuanya ke rumah Sonia untuk meyakinkan orang tuanya agar menyetujui pernikahan tersebut.

“Tapi saya katakan kepada mereka bahwa itu tidak mungkin karena kami Kristen, dan Anda Muslim,” kata Masih.

- Newsletter -

Kelompok hak asasi mengatakan bahwa polisi telah mendaftarkan kasus Shahzad, yang statusnya masih buron.

Nasir Saeed, direktur CLAAS, mengatakan apa yang terjadi pada Sonia bukanlah kasus pertama yang serupa. Dia memberikan contoh lain tentang wanita Kristen yang dibunuh seperti Asma Yaqoob, 24, yang meninggal di rumah sakit di Lahore pada tahun 2018 setelah diserang oleh seorang pria Muslim.

Ada puluhan contoh tindakan kekerasan brutal terhadap gadis-gadis Kristen. Biasanya mereka diminta untuk pindah agama dan menikahi mereka (laki-laki Muslim) dan ketika gadis-gadis Kristen menolak mereka diculik, dipaksa masuk Islam, dan menikah dengan mereka, ” kata Saeed.

Saeed mengatakan, rekor jumlah kasus konversi paksa dan kawin paksa tercatat dalam satu tahun terakhir.

Menurutnya pihak berwenang “biasanya berpihak pada penculik dan pengadilan, dan alih-alih mengikuti hukum, mereka memutuskan kasus yang menguntungkan pelaku Muslim.”

“Sangat menyedihkan karena pemerintah Pakistan menyadari masalah ini, tetapi tidak mengambil tindakan apa pun untuk menghentikan penganiayaan yang sedang dihadapi gadis-gadis Kristen dan Hindu,” tambah Saeed.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest