Pengunduran diri Pastor Rodney Borneo, kepala sekolah Sekolah Menengah Loyola di Kolkata di negara bagian Benggala Barat pada tanggal 6 Maret, menciptakan sensasi karena tersebar kabar bahwa ia bergabung dengan Partai Bharatiya Janata (BJP), sebuah partai nasionalis Hindu.
Sekretaris BJP untuk Benggala Barat Sabyasachi Dutta sebelumnya mengatakan Pastor Rodney akan bergabung dengan partainya minggu depan. BJP mencoba merayu semua orang yang berpengaruh untuk pemilihan majelis negara bagian pada bulan Maret-April mendatang, demi merebut kekuasaan di negara bagian.
Dutta mengatakan Pastor Rodney yang berusia 40 tahun itu sebagai seorang dengan kualitas luar biasa, tulis The Times of India.
“Jika semuanya berjalan lancar, kami akan melantik Pastor Rodney pada Rabu (10 Maret). Kami akan memberinya tanggung jawab untuk menjadi penasihat pendidikan menengah bahasa Inggris,” katanya seperti dikutip surat kabar itu.
Akan tetapi Pastor Rodney membantah kabar dirinya bergabung dengan BJP. Semua spekulasi untuk bergabung dengan politik tidak berdasar, katanya kepada LiCAS.news.
“Saya terpaksa mengundurkan diri karena beberapa masalah sensitif terkait administrasi internal sekolah,” katanya.
Imam itu mengatakan dia tidak bisa menjelaskan alasannya karena dia masih berharap bahwa akan ada dialog dan segala sesuatunya akan beres dengan mempertimbangkan kebaikan semua orang.
Uskup Agung Kolkatta Thomas D’Souza mengatakan “dia tidak bisa mengundurkan diri begitu saja. Dia hanya bisa mengungkapkan keinginannya dan terserah uskup agung untuk menerimanya. Dan itu belum saya lakukan.”
Imam itu telah mengirimkan surat pengunduran diri tetapi untuk menerima atau menolaknya adalah hak prerogatif uskup yang mengangkat kepala sekolah.
Mengenai desas-desus bahwa dia bergabung dengan partai politik, kata uskup: “Saya tidak tahu apa-apa tentang itu. Baca saja di koran.”
Menurut sumber MattersIndia.com, Pastor Rodney dalam suratnya kepada uskup agung mengeluhkan “campur tangan yang tidak beralasan” oleh sekretaris komite pengelola sekolah.
Menurutnya, kepentingan para siswa dikompromikan oleh “tindakan dan kelambanan” sekretaris.
Pastor Rodney mengatakan bahwa meskipun pandemi, sekolah itu tidak dibersihkan bahkan sekali saja tahun ini karena penolakan sekretaris untuk memberikan dana.
Sekolah Menengah Loyola yang bergengsi itu terletak di pusat kota Khidirpur, Kolkatta, di distrik Murshidabad, dimulai sebagai Sekolah Menengah St. Paulus pada tahun 1961. Sekolah tersebut berganti nama menjadi Sekolah Menengah Loyola 1984.