Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Paus Fransiskus angkat imam Yesuit jadi uskup baru Hong Kong

Paus Fransiskus angkat imam Yesuit jadi uskup baru Hong Kong

Pastor Stephen Chow Sau-yan, 61, ditunjuk sebagai uskup Katolik kesembilan di wilayah administratif khusus Tiongkok.

Paus Fransiskus menunjuk kepala provinsi Yesuit di Tiongkok sebagai uskup baru untuk Hong Kong, sebuah keputusan yang digambarkan sebagai ‘langkah mengejutkan’.

Pastor Yesuit Stephen Chow Sau-yan, 61, dinobatkan sebagai uskup Katolik kesembilan di wilayah administratif khusus Tiongkok itu pada Senin, 17 Mei.

Keuskupan Hong Kong tidak memiliki uskup sejak 3 Januari 2019, setelah Uskup Michael Yeung Ming-cheung -yang hanya memimpin keuskupan itu selama 17 bulan- meninggal dunia.

Kardinal John Tong Hon, 80, yang menggantikan Kardinal Joseph Zen Ze-kuin dan uskup Hong Kong sebelum Uskup Yeung, menjabat sebagai administrator apostolik sejak saat itu.

Pengumuman pengangkatan uskup baru untuk bekas jajahan Inggris itu direncanakan untuk dilakukan pada Juni tahun lalu. Namun rencana itu ditunda karena muncul kekhawatiran dari para imam setempat dan umat Katolik.

Vatikan mulai melakukan konsultasi dengan 60 anggota Gereja lokal pada April 2019 sebagai bagian dari proses untuk memilih uskup baru.

Konsultasi tersebut kemudian diperluas di mana Vatikan mengirimkan pertanyaan kepada lebih banyak anggota klerus dan awam yang dipilih secara acak.

Pada September tahun lalu, Kardinal Zen mengajukan permohonan pribadi kepada paus untuk mempercepat pengangkatan uskup baru.

- Newsletter -

Zen terbang ke Vatikan pada malam pembaruan perjanjian kontroversial antara Takhta Suci dan Beijing.

Ia mengatakan penunjukan uskup baru untuk Hong Kong akan memainkan peran penting dalam hubungan Vatikan dengan Tiongkok.

Beijing tidak dikonsultasi

Majalah America milik Yesuit mengutip seorang pejabat senior Vatikan yang mengatakan bahwa “Takhta Suci belum berkonsultasi dengan Beijing tentang pencalonan uskup untuk Hong Kong.”

Laporan itu menyebutkan bahwa terlepas dari fakta bahwa Takhta Suci memiliki ‘kebijakan satu China’, ia tidak berkonsultasi dengan Beijing soal pengangkatan uskup untuk Makau, Hong Kong atau Taiwan.

Sumber majalah itu juga mengatakan bahwa ketiga yurisdiksi gerejawi itu “bukan bagian dari perjanjian sementara yang ditandatangani Vatikan dengan Beijing pada September 2018 dan diperbarui pada Oktober 2020.

Laporan itu mengatakan pemilihan Pastor Chow “akan mengejutkan banyak orang”.

Uskup terpilih Chow lahir di Hong Kong pada 7 Agustus 1959. Ia memperoleh gelar magister dalam bidang pendidikan dan psikologi pada tahun 1984 dari Universitas Minnesota, AS.

Ia bergabung dengan Serikat Yesus pada bulan September tahun yang sama pada usia 25 tahun, dan menjalankan masa novisiat di Dublin, Irlandia.

Setelah mendapatkan lisensiat dalam bidang filsafat di Dublin, ia mengucapkan kaul pertamanya pada 27 September 1986.

Guru dan manajer sekolah

Uskup Chow kemudian mengajar di perguruan tinggi Wan Yan yang dikelola Yesuit di Kowloon dari 1988 hingga 1990, dan kemudian belajar teologi di seminari Roh Kudus di Hong Kong dari 1990 hingga 1993.

Ia ditahbiskan menjadi imam oleh Kardinal John Baptist Wu di Katedral Dikandung Tanpa Noda di Hong Kong pada 16 Juli 1994.

Ia kemudian melanjutkan studi di Loyola University Chicago untuk mempelajari pengembangan organisasi dan memperoleh gelar magister.

Dari tahun 1996 hingga 2000 dia mengajar, menjadi kapelan,  dan menjadi manajer sekolah di Wah Yan College, Kowloon.

Setelah memperoleh gelar doktor dalam bidang psikologi dan perkembangan manusia dari Universitas Harvard pada tahun 2006. Setahun kemudian ia mengucapkan kaul kekal sebagai seorang Yesuit.

Ia kemudian menjabat sebagai pengawas perguruan tinggi Yesuit Wah Yan di Hong Kong dan Kowloon dari 2006 hingga 2021.

Tahun 2017, Pastor Chow diangkat menjadi provinsial Yesuit provinsi Tiongkok yang mencakup Taiwan, Hong Kong, Makau, dan Tiongkok daratan.

Hong Kong memiliki lebih dari 300 imam, kebanyakan dari mereka adalah anggota tarekat religius, untuk melayani lebih dari 600.000 umat Katolik di keuskupan itu.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest