Home LiCAS.news Bahasa Indonesia News (Bahasa) Kardinal Bo ungkap kesedihan mendalam atas serangan terhadap gereja

Kardinal Bo ungkap kesedihan mendalam atas serangan terhadap gereja

Pemimpin Gereja Katolik di Myanmar mengimbau semua orang untuk tidak meningkatkan konflik yang menyebabkan ribuan orang lari ke hutan

Kardinal Charles Maung Bo, pejabat tertinggi Gereja Katolik Myanmar, mengungkapkan ‘kesedihan dan rasa sakit yang luar biasa’ atas serangan terhadap gereja-gereja di negara itu minggu ini yang mengakibatkan kematian warga sipil.

“Kami sangat sedih atas serangan terhadap warga sipil tak berdosa yang mencari perlindungan di Gereja Hati Kudus,” kata Kardinal Bo, yang juga menjabat presiden Federasi Konferensi Waligereja Asia.

“Ini harus dihentikan,” kata Kardinal Bo dalam pernyataan yang dikirim ke LiCAS.news pada Selasa malam, 25 Mei. “Kami mohon kepada Anda semua, organisasi terkait, mohon untuk tidak meningkatkan perang,” tambah prelatus itu.




“Masyarakat kita miskin, COVID-19 merampas mata pencaharian mereka, jutaan orang terancam kelaparan, gelombang lain COVID-19 adalah nyata. Konflik adalah anomali yang kejam saat ini,” kata Kardinal Bo

Laporan yang diterima LiCAS.news pada Senin pagi mengatakan tentara Myanmar menyerang desa Kayanthayar dekat Loikaw di Myanmar Timur menewaskan empat orang dan melukai beberapa lainnya pada 23 Mei.

Pasukan pemerintah menyerang desa, termasuk gereja Katolik, yang dicurigai menjadi tempat persembunyian pejuang perlawanan sipil.

Gereja Hati Kudus di Phekon juga dilaporkan rusak akibat tembakan mortir.

- Newsletter -

“Tindakan kekerasan, termasuk penembakan terus menerus, menggunakan senjata berat terhadap kelompok yang sebagian besar terdiri dari perempuan dan anak-anak, mengakibatkan kematian tragis empat orang dan melukai lebih dari delapan,” kata Kardinal Bo dalam pernyataannya.

Ia mengatakan gereja yang mengalami kerusakan parah “menjadi saksi atas intensitas serangan terhadap tempat ibadah.”

“Serangan tengah malam itu membuat warga tak bersalah melarikan diri ke hutan,” katanya dan menambahkan bahwa nasib penduduk desa “masih belum diketahui dunia luar”.

“Makanan, obat-obatan dan kebersihan adalah kebutuhan yang mendesak tetapi tidak ada cara untuk menjangkau mereka. Banyak anak-anak dan orang tua di antara mereka, terpaksa kelaparan dan tanpa bantuan medis,” kata kardinal.

“Ini adalah tragedi kemanusiaan yang hebat,” katanya.

Gereja Katolik di desa Kayan Tharyar, tujuh kilometer dari ibu kota Negara Bagian Kayah di Myanmar, hancur akibat dihantam peluru artileri pada 23 Mei 2021. (Foto disediakan)

Kardinal Bo menekankan bahwa tempat ibadah sebagai properti budaya suatu komunitas dilindungi oleh protokol internasional, dan ini dilindungi selama konflik melalui konvensi internasional.

“Terlepas dari apapun protokolnya, kita harus ingat bahwa darah yang tumpah bukanlah darah musuh. Mereka yang meninggal dan yang terluka adalah warga negara ini,” kata Kardinal Bo.

“Mereka tidak bersenjata. Mereka berada di dalam gereja untuk melindungi keluarga mereka,” katanya.

“Setiap hati di negara ini menangisi kematian orang-orang yang tak bersalah. Sekarang, ratusan orang mati, ribuan menjadi pengungsi dan terlantar,” tambah kardinal.

Kardinal Bo mengatakan lebih dari 20.000 orang telah mengungsi dalam konflik baru-baru ini di Loikaw.

“Kami membuat seruan mendesak ini sebagai kelompok pemimpin agama, bukan sebagai politisi. Kami berdoa untuk perdamaian di negeri yang besar ini dan berharap kita semua bisa hidup sebagai saudara dan saudari di negara tercinta ini,” kata Kardinal Bo.

“We make this urgent appeal as a group of faith leaders — not as politicians. We are praying for peace in this great land and hoping all of us can live as brothers and sisters in this great nation,” Cardinal Bo said.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest