Home LiCAS.news Bahasa Indonesia News (Bahasa) Miris, dokter Kristen di India diskors karena mendoakan pasien COVID-19

Miris, dokter Kristen di India diskors karena mendoakan pasien COVID-19

Ini merupakan buntut undang-undang anti-konversi yang banyak disalahgunakan oleh kelompok nasionalis Hindu radikal yang ingin menyerang agama minoritas

Seorang dokter beragama Kristen di India diskors dari tempat kerjanya setelah mendoakan pasien COVID-19 yang kemudian berujung tuduhan percobaan konversi paksa.

Dr Sandhya Tiwari juga menghadapi tuntutan pidana setelah memanjatkan doa kesembuhan atas pasiennya. Tiwari telah menjadi bagian dari Program “Bunuh Korona” di negara bagian Madhya Pradesh, India.

Menurut laporan, polisi telah menyita ponsel dokter tersebut setelah menerima pengaduan dari seorang pria setempat yang tersinggung dengan tindakan Tiwari.

Dalam sebuah video pendek yang beredar di media sosial, dokter tersebut membela tindakannya.




“Apa salahnya memberi tahu mereka bahwa Tuhan  menyembuhkan? Saya tidak meminta siapa pun untuk mengubah atau memaksa siapa pun untuk berdoa kepada Yesus. Saya seorang Kristen, saya mengatakan kepada mereka bahwa Yesus menyembuhkan.”

Undang-undang anti-konversi India banyak disalahgunakan oleh kaum nasionalis Hindu radikal yang ingin menyerang agama minoritas, kata International Christian Concern (ICN), sebuah kelompok hak asasi manusia ekumenis.

Orang-orang Kristen sering kali secara salah dituduh melakukan konversi paksa untuk membenarkan penyerangan dan mengintimidasi orang percaya.

- Newsletter -

Sejak berlakunya undang-undang anti-konversi Madhya Pradesh, yang sekarang dikenal sebagai Undang-Undang Kebebasan Beragama Madhya Pradesh 2021, insiden serangan berbasis agama telah melonjak di negara bagian itu dan polisi dilaporkan tidak berbuat banyak untuk melindungi kelompok minoritas.

Rekan dari seorang guru yoga ternama di India bahkan mengklaim di twitter bahwa COVID-19 adalah “konspirasi untuk mengubah seluruh negara menjadi Kristen dan menentang yoga dan Ayurveda.”

Laporan kantor berita AsiaNews mengatakan bahwa Acharya Balkrishna, bos Patanjali, sebuah perusahaan besar yang membuat produk-produk Ayurveda, adalah rekan Ramdev, guru yoga TV terkenal.

Ramdev baru-baru ini berselisih dengan Indian Medical Association (IMA) mengenai efektivitas obat Ayurveda melawan penyakit virus corona.

Ramdev mengklaim bahwa pengobatan konvensional menyebabkan kematian ribuan orang di negara tersebut. “Orang India harus menolak terapi konvensional dan menggunakan pengobatan Ayurveda Patanjali,” katanya.

Asosiasi itu telah menyampaikan keluhan terhadap guru yoga tersebut karena menyebarkan informasi palsu, terutama selama pandemi.

Namun, Balkrishna mengunggah foto presiden IMA Dr. J A Jayalal di media sosial dengan judul: “Dokter atau pastor?”

Pastor Babu Joseph, mantan juru bicara Konferensi Waligereja India, mengatakan bahwa “orang bahkan tidak dapat menemukan hubungan antara apa yang dikatakan presiden IMA dan agama Kristen.”

Pada 30 Mei, India melaporkan penambahan harian terendah dalam infeksi virus corona dalam 46 hari sebanyak 165.553 kasus selama 24 jam sebelumnya, sementara kematian bertambah 3.460.

Negara Asia Selatan itu sekarang mencatat total kasus posisif mencapai 27,9 juta, dengan jumlah kematian mencapai 325.972, menurut data kementerian kesehatan.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest