Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Setelah 400 tewas, para imam dan religius di India antre untuk vaksinasi

Setelah 400 tewas, para imam dan religius di India antre untuk vaksinasi

Sejak awal pandemi tahun lalu, sedikitnya sudah 400 imam dan biarawati yang meninggal di India karena COVID-19

Para imam dan religius Katolik di negara bagian Goa, India barat, mengantre untuk vaksinasi sebagai bagian dari upaya untuk menyadarkan orang-orang bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan terkait vaksin virus corona.

“Gereja tidak menentang vaksin. Iman dan sains selalu berjalan bersama,” kata Pastor Eugene D’Silva, rektor seminari Redemptoris di Varca, dalam sebuah wawancara dengan Matters India.

“Saya mendapat vaksin begitu diumumkan bahwa vaksin itu tersedia untuk kelompok usia di bawah 60 tahun,” kata imam itu.

Pastor Simon D’Meelo, seorang kepala sekolah, mengatakan “Tuhan sendiri telah memberi kita vaksin untuk perlindungan, dan Dia harus melakukan ini melalui manusia.”




“Jika manusia menunggu Tuhan, Dia sudah memberi tahu mereka bahwa vaksinnya ada di sini, untuk melindungi mereka,” kata imam itu.

Hingga akhir Mei, setidaknya 400 imam dan suster telah meninggal di India karena COVID-19. Jumlahnya bisa lebih tinggi karena beberapa korban tidak dilaporkan.

Di antara mereka yang meninggal akibat virus conona adalah Uskup Agung Pondicherry-Cuddalore Mgr Antony Anandarayar, Uskup Jhabua Mgr Basil Bhuriya dan pensiunan Uskup Joseph Pastor Neelankavil dari Sagar dari ritus Siro-Malabar.

Mereka yang ttewas tersebar di 98 keuskupan dan 106 kongregasi religius di seluruh India.

- Newsletter -

Sebagian besar dari mereka yang meninggal terkena penyakit karena pekerjaan mereka di komunitas yang paling terkena dampak pandemi.

India telah melaporkan lebih dari 30 juta kasus COVID-19 sejak awal pandemi tahun lalu.

Menurut data pemerintah, terdapat 50.848 infeksi yang tercatat dalam periode 24 jam pada 23 Juni, sehingga total kasus yang dilaporkan menjadi 30,02 juta. Sedangan jumlah kematian harian yang dilaporkan adalah 1.358.

Amerika Serikat adalah negara di dunia yang melaporkan lebih banyak kasus daripada India.

India mengalami gelombang pandemi kedua yang lebih menghancurkan dengan catatan kasus virus corona yang  melonjak antara Februari dan awal Mei. Hal itu membuat rumah sakit kewalahan dan kebutuhan medis seperti oksigen dan obat-obatan terbatas. – Laporan tambahan dari Matters India

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest