Uskup Agung Kuala Lumpur mengeluarkan surat pastoral akhir pekan lalu untuk meminta umat beriman bergabung dalam “Jam Suci” pada pukul 21.00 tanggal 15 Juli khusus untuk berdoa agar negara itu segera bebas dari pandemi.
Dalam surat pastoralnya, Uskup Agung Julian Leow Beng Kim menyatakan bahwa dia sangat sedih atas kasus baru COVID-19 yang terus meningkat dan kematian yang terus bertambah akibat virus itu.
Malaysia mencatat rekor baru dalam jumlah kasus COVID-19 untuk hari kedua secara berturut-turut pada 10 Juli dengan angkat infeksti baru 9.353.
Lebih dari separuh kasus baru berasal dari Lembah Klang, sedangkan 4.277 di Selangor dan 1.398 di Kuala Lumpur.
Negara bagian Negeri Sembilan dan Pahang masing-masing melaporkan 638 dan 247 kasus. Melaka mencatat 835 kasus, Johor dengan 399 kasus dan 352 di Sarawak.
Kementerian Kesehatan Malaysia mengatakan pekan lalu bahwa peningkatan kasus baru di Lembah Klang disebabkan oleh skrining COVID-19 yang ditargetkan di area-area arurat dan pabrik.
Malaysia memasuki masa penguncian nasional ketiganya pada 1 Juni, tidak lama setelah kasus baru menembus angka 9.000 untuk pertama kalinya pada 29 Mei.
“Selain berdampak pada ekonomi, ini juga mengkompromikan kesejahteraan sosial, emosional, dan psikologis yang mendalam dari banyak warga,” kata Uskup Agung Leow.
Pemimpin Gereja Katolik itu mendesak semua orang di negara itu untuk mengesampingkan persaingan politik mereka dan bersatu untuk memerangi pandemi.

“Penderitaan yang dialami di banyak bidang semakin diperparah oleh ketidakstabilan politik saat ini, padahal seharusnya ini adalah waktu untuk mengesampingkan persaingan politik dan bersatu sebagai warga Malaysia untuk memerangi pandemi ini,” katanya.
Prelatus itu mengatakan “gangguan yang melelahkan” telah menyebabkan “ketakutan dan kecemasan yang luar biasa, yang cenderung membuat orang tidak berdaya dan putus asa.”
“Meskipun demikian, apa yang tetap tidak berubah adalah bahwa kita adalah orang-orang yang didasarkan pada keyakinan bahwa Tuhan selalu bersama kita, bahkan dalam badai yang berkepanjangan ini,” tambahnya.
Prelatus itu juga mencatat bahwa semakin banyak individu, Gereja dan organisasi yang menanggapi kebutuhan orang-orang dan ini “benar-benar merupakan tanda bahwa Tuhan menyertai kita, dan bahwa umat manusia dapat dan akan menang ketika menghadapi kesulitan dan tantangan.”
“Dengan semua hal-hal baik yang terjadi di lapangan, kita menyadari bahwa doa yang gigih akan melabuhkan kita dalam kesadaran bahwa kita tidak sendirian,” kata Mgr. Leow dalam surat pastoral itu.
Selain “Jam Suci” pada hari Kamis, uskup agung itu juga mendesak umat beriman agar berdoa rosario pada hari Jumat, 16 Juli, yang merupakan Peringatan Bunda Maria dari Gunung Karmel.
“Mari kita bersama-sama memohon perantaraan Bunda Maria, Bunda Penyembuh Ilahi,” kata uskup agung itu.