Home LiCAS.news Bahasa Indonesia News (Bahasa) Aktivis demokrasi Hong Kong: Sebagian besar sahabat saya sudah ditahan

Aktivis demokrasi Hong Kong: Sebagian besar sahabat saya sudah ditahan

Sejak gerakan anti pemerintah mencuat di Hong Kong tahun 2019, lebih dari 10.000 orang telah ditangkap

Bagi aktivis pro-demokrasi Hong Kong Joseph Cheng, perubahan dramatis yang terjadi dengan cepat di kotanya, membuatnya dan banyak orang lainnya, meninggalkan rumah. Ia mengatakan iman Katolik telah memberinya kekuatan untuk menerima penderitaan demi nilai-nilai yang dia pegang teguh.

“Perubahan berlangsung begitu cepat dan di luar perkiraan warga Hong Kong, yang mendukung gerakan pro-demokrasi,” kata Joseph Cheng kepada CNA pada 23 Juli.

“Bagi teman-teman saya yang aktivis,  yang merupakan aktivis yang gigih, kisahnya cukup menyedihkan. Sebagian besar dari mereka sudah ditahan,” katanya.

Lebih dari 10.000 orang di Hong Kong telah ditangkap sejak gerakan protes anti-pemerintah tahun 2019 yang menyebabkan lebih dari satu juta orang turun ke jalan.




Pada tahun pertama di bawah UU keamanan nasional yang diberlakukan pada Juni 2020, 117 ditangkap dan lebih dari 60 politisi, aktivis, jurnalis, dan mahasiswa didakwa berdasarkan undang-undang tersebut, menurut AP.

“Banyak aktivis muda telah pergi [dari Hong Kong] dalam beberapa bulan terakhir,” kata Cheng.

“Hampir dua pertiga dari peserta paling aktif dalam gerakan pro-demokrasi ditahan atau diadili dan karena itu mereka tidak bisa pergi atau sudah menghilang,” katanya.

- Newsletter -

Diperkirakan hingga satu juta orang akan meninggalkan Hong Kong, yang berpenduduk 7,5 juta, dalam beberapa tahun ke depan.

Cheng adalah salah satu dari banyak warga Hong Kong yang telah memilih untuk pergi karena ancaman yang ditimbulkan oleh undang-undang keamanan nasional. Dia pergi bersama keluarganya ke Australia pada Juli 2020 dan sejak itu menetap di Auckland, Selandia Baru.

Warga Hong Kong lainnya pergi ke Inggris atau Taiwan, yang keduanya menawarkan visa khusus mengingat situasi saat ini.

“Saya tidak pernah berharap untuk meninggalkan Hong Kong,” kata Cheng, mantan profesor ilmu politik berusia 71 tahun.

“Saya sudah siap untuk pensiun di Hong Kong … tetapi saya diserang dengan keras oleh media massa pro-Beijing … dan saya sangat khawatir bahwa saya akan ditangkap dan diadili.”

Ia mengatakan bahwa kejadian baru-baru ini menyebabkan banyak orang pesimis akan masa depan Hong Kong, dan dia berpikir tidak akan bisa kembali di masa mendatang.

Namun ia mengatakan bahwa iman Katoliknya telah membantunya memberi makna pada penderitaannya dan membentuk keyakinannya bahwa nilai-nilai harus diperjuangkan bahkan ketika seseorang menegetahuinya bahwa itu tidak dapat dicapai, dan situasinya mungkin akan terus memburuk.

“Sebagai seorang Katolik, kami percaya pada kehidupan setelah kematian, dan kami percaya pada kehidupan kekal. Dan kami percaya bahwa cinta akan Tuhan, menjaga iman kita, menjaga cinta kita kepada … anggota masyarakat adalah penting,” katanya.

“Keyakinan kami pada hal-hal ini, membuat kami cenderung menerima penderitaan, kesulitan, serta tantangan di dunia saat ini … dengan cara yang lebih siap.”

Bagi Cheng, ini mungkin juga menjelaskan mengapa banyak pemimpin dan aktivis pro-demokrasi di Hong Kong adalah orang Katolik.

“Mereka telah mengenyam pendidikan Katolik,” katanya. “Dan saya termasuk di antara mereka yang memegang keyakinan ini, yang memegang nilai-nilai ini dan, oleh karena itu, sedikit lebih bersedia untuk berkorban, dan terlibat dalam kegiatan untuk menegakkan nilai-nilai yang kita junjung tinggi.”

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest