Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Kelompok agama dan masyarakat adat luncurkan 'Asian School of Wisdom' di Thailand

Kelompok agama dan masyarakat adat luncurkan ‘Asian School of Wisdom’ di Thailand

Lembaga ini bertujuan untuk membentuk komunitas muda dan pembelajar yang akan hidup dalam kemitraan berbasis dialog otentik dengan masyarakat

Listen to this article: Faith-based groups, indigenous communities launch ‘Asian School of Wisdom’ in Thailand

Sekelompok organisasi berbasis agama dan masyarakat adat dari seluruh Asia meluncurkan sebuah lembaga baru yang dijuluki Asian School of Wisdom (ASW) di Thailand.

Lembaga baru yang diluncurkan secara online pada 30 Juli ini bertujuan untuk membentuk “komunitas muda dan pembelajar” yang akan hidup dalam “kemitraan berbasis dialog otentik” dengan pertanian dan masyarakat adat di wilayah tersebut.

Tujuannya adalah untuk mempromosikan transformasi holistik pelajar muda Asia, di dalam atau di luar lembaga pendidikan formal, agar menjadi agen perubahan bagi dunia.




Lembaga baru ini bertujuan untuk memobilisasi komunitas yang akan “terlibat dengan kekuatan dan janji akan kebijaksanaan Asia dalam melayani kepentingan bersama global … dalam upaya untuk membangun Asia yang adil, makmur dan berkelanjutan.”

Institusi itu mengatakan melalui mitra dan rekanannya, ia akan menjangkau komunitas muda dan rentan untuk menciptakan masa depan yang penuh harapan.

“Lembaga ini berupaya untuk membangun dunia yang adil dan hijau yang dipenuhi dengan cinta, iman, harapan, keadilan, dan perdamaian antargenerasi,” tambahnya.

Insgitusi ini merupakan hasil studi dan pengalaman selama bertahun-tahun dari Komite Aksi Sosial Keuskupan di Thailand dan lembaga yang diasuhnya Pusat Penelitian dan Pelatihan Komunitas Religio-Budaya (RTRC) di Keuskupan Chiang Mai.

Pusat penelitian itu didirikan berdasarkan refleksi keuskupan pada pengalaman yang dipetik dari pekerjaan lembaga itu dan misionaris di bagian utara Thailand.

- Newsletter -

RTRC bertujuan untuk memberdayakan gerakan masyarakat berdasarkan “nilai-nilai agama-budaya” masyarakat lokal dan kepercayaan mereka pada tuntunan alam dan roh leluhur, dan “Semangat Pencipta”.

RTRC resmi didirikan pada 16 Januari 1999, sebagai Pusat Penelitian dan Pelatihan dengan fokus pada spiritualitas dan budaya masyarakat adat di bagian utara atas Thailand, baik yang tinggal di dataran rendah maupun dataran tinggi.

Pusat penelitian itu telah terlibat dalam mendorong masyarakat adat untuk berpartisipasi dalam inisiatif pembangunan dan budaya.

Dalam sebuah pernyataan menjelang peluncurannya secara internasional pada 30 Juli, ASW mengatakan lembaga baru itu “muncul dari ekologi berdasarkan pengalaman lapangan, pedagogi kritis, ” dan proses inkulturasi yang dikembangkan oleh RTRC.

Pusat lembaga ASW yang terletak di Chiang Mai, diresmikan oleh Uskup Chiang Mai Mgr Francis Xavier Vira Arpondratana pada 2 Juli. Ini akan berfungsi sebagai “pusat religio-budaya-spiritual,” bunyi pernyataan dari organisasi itu.

Peluncuran secara global sekolah itu disoroti oleh pesan dari para pakar di seluruh wilayah yang berbicara tentang berbagai topik, termasuk “pentingnya kebijaksanaan di Asia” dan kolaborasi sekolah dengan berbagai mitra agama.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest