Umat Kristiani di Bangladesh utara menandai satu abad kehadiran umat Kristen Bhawal dan kedatangan agama tersebut di wilayah itu.
“Suatu anugerah Tuhan bagi kita umat Kristiani Bhawal, bahwa kita telah melewati seratus tahun di Benggala Utara,” kata Uskup Gervas Rozario dalam pesannya selama perayaan itu.
“Tidak mudah bagi nenek moyang kita untuk tinggal di sini ketika mereka baru datang dari daerah Bhawal,” katanya, namun menambahkan bahwa ‘hari demi hari mereka beradaptasi dengan lingkungan.”
Uskup Rozario mengatakan bahwa selama bertahun-tahun, orang-orang berkembang secara ekonomi, dan nilai-nilai keluarga dibentuk melalui pendidikan.
“Kita harus terus berusaha menjaga semangat ini dan mendorong generasi berikutnya untuk juga berkontribusi pada pembangunan integral,” kata Uskup Rozario.

Seabad yang lalu, umat Katolik Bengali dari Bhawal, salah satu benteng Katolik terbesar dan tertua di Bangladesh, bermigrasi ke distrik Pabna dan Natore dengan tujuan agar bisa keluar dari perangkap kemiskinan.
Para migran mendirikan enam paroki Katolik, dua di Pabna dan empat di Natore.
Secara keseluruhan, paroki ini memiliki 14.000 umat sebagian besar umat Katolik Bengali, yang secara kolektif disebut “neo-Bhawal” mengacu pada asal usul mereka. Mereka sekarang menjadi bagian dari Keuskupan Rajshahi, sebuah wilayah yang didominasi penduduk asli dengan 67.700 umat Katolik.
Wilayah Bhawal di Dhaka merupakan gabungan dari delapan paroki dengan lebih dari 40.000 umat Katolik yang merupakan salah satu benteng Katolik utama di Bangladesh.
Iman Kristen di daerah itu berasal dari abad ke-17 ketika misionaris Katolik tiba.

Migran Katolik dari Bengal di Rajshahi menelusuri akar iman Kristen mereka dan mengaitkan budaya mereka dengan Bhawal.
Migrasi umat Katolik Bengal ke Bengal utara dimulai pada 1920-an.
Saat itu harga tanah di daerah itu lebih murah dibandingkan dengan di Bhawal, sehingga mereka mengajak kerabat mereka untuk datang dan menetap di daerah itu.
Eksodus berlanjut pada dekade berikutnya dan ratusan umat Katolik yang sebagian besar miskin dari paroki Bhawal lainnya menetap di Pabna dan Natore.
“Kami sangat bersyukur kepada Tuhan karena memberikan kami berkat seratus tahun,” kata Pastor Dilip S. Costa, salah satu tokoh yang memelopori perayaan seabad Gereja Katolik tahun ini di wilayah itu.