Home LiCAS.news Bahasa Indonesia News (Bahasa) Universitas Katolik di Makau dibolehkan merekrut siswa di China daratan

Universitas Katolik di Makau dibolehkan merekrut siswa di China daratan

Universitas Santo Yosep untuk pertama kalinya diberikan 'carte blanche' atau mandat untuk merekrut mahasiswa dari daratan

Universitas Katolik di Makau mendapat lampu hijau untuk merekrut mahasiswa dari China daratan, meskipun sebagai ‘eksperimen dasar’ dan hanya untuk empat program pascasarjana.

Laporan yang dimuat dalam Jornal O-Clarim, sebuah publikasi Keuskupan Makau, menyebutkan bahwa Universitas Santo Yosep untuk pertama kalinya diberikan “carte blanche” untuk merekrut mahasiswa dari daratan.

Dekan Stephen Morgan mengatakan bahwa langkah itu adalah “kesempatan berharga bagi [universitas] untuk menunjukkan bahwa itu adalah ‘sebuah universitas di, dari dan untuk Makau, serta universitas di, dari dan untuk China.”




Universitas Santo Yosep, yang berafiliasi dengan Universitas Katolik Portugal di Lisbon, dijalankan oleh Keuskupan Makau.

Morgan mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pejabat Makau atas advokasi terus-menerus untuk univertias mereka.

“Saya sangat menyadari tanggung jawab yang telah diberikan Pemerintah Pusat kepada [universitas] melalui otorisasi ini dan saya ingin memperjelas semua jaminan, tidak hanya rasa terima kasih kami, tetapi juga ketulusan kami,” kata Morgan.

“Kami akan mencermati detail peraturan terkait izin ini dan tidak akan menyia-nyiakan upaya untuk membalas kepercayaan Kementerian Pendidikan,” katanya.

Pada tahap pertama program, universitas akan mendaftarkan mahasiswanya pada program pascasarjana di bidang Arsitektur, Administrasi Bisnis, Sistem Informasi, dan Sains.

- Newsletter -

Ijin diberikan pada 9 September setelah bertahun-tahun perjanjian kerja sama dan nota kesepahaman antara universitas dan lembaga dan kantor lain di China.

Morgan mengatakan keterbukaan yang ditunjukkan oleh Pemerintah Pusat adalah “kesempatan untuk memperdalam kemitraan, yang selama ini belum memungkinkan.”

“Seperti halnya semua institusi pendidikan tinggi di Makau, Universitas Santo Yosep bekerja keras untuk menanggapi seruan yang dibuat oleh [pejabat pemerintah] untuk mendiversifikasi ekonomi melalui pengembangan dan penerapan pekerjaan penelitian kami,” katanya.

“Kami memahami bahwa ada potensi besar di bidang ini,” kata Morgan, misalnya kerja sama dengan Institut Oseanografi dari Akademi Ilmu Pengetahuan China di Qingdao.

Menurut surat kabar keuskupan, bulan Agustus lalu, Morgan memulai tur ke beberapa provinsi di China untuk mengeksplorasi peluang kerja sama baru dan untuk memperkuat nota kesepahaman yang ada.

Universitas Santo Yosep didirikan pada tahun 1996 sebagai Institut Antar Universitas Makau oleh Universitas Katolik Portugal dan Keuskupan Makau.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest