Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Komunitas Basis Filipina bekerja untuk keadilan, perlindungan lingkungan

Komunitas Basis Filipina bekerja untuk keadilan, perlindungan lingkungan

Pemimpin Komunitas Basis Gerejawi (KBG) di Filipina berjanji untuk bekerja demi keadilan dan perlindungan lingkungan ketika mereka mengakhiri pertemuan nasional mereka pada 14 November.

“Kita dipanggil untuk mewartakan kerajaan Allah dalam keadilan dan cinta,” kata Uskup Jose Cabantan dari Malaybalay dalam homilinya saat Misa puncak pertemuan di Kota Davao.

“Kita juga dipanggil untuk membagikan Injil ini ke berbagai sektor komunitas kita,” tambah uskup, ketua komisi KBG di konferensi waligera Filipina.

Dia mengingatkan para pemimpin awam untuk selalu berakar pada “spiritualitas Kristen” untuk dapat “memberitakan Kabar Baik yang dipercayakan Tuhan kepada kita.”

Prelatus itu mengatakan perlunya membagikan nilai-nilai Injil kepada masyarakat adat dan orang-orang muda Filipina.

Dalam pesannya, Uskup Agung Romulo Valles dari Davao, presiden konferensi para uskup, menyerukan program pelatihan dan sistem pendukung yang berlanjutan untuk menopang KBG.

Dia mengatakan tugas mendasar dan berkelanjutan Gereja adalah mengembangkan KBG di mana iman umat “dapat meningkat dan tumbuh lebih kuat.”

- Newsletter -

Menggambar paralelisme antara Gereja dan KBG, ia menekankan bahwa keduanya dibangun oleh Ekaristi.

“KBG harus selalu menjadi komunitas liturgi, komunitas yang beribadah, dan komunitas yang mengajar dan menjadi saksi dan pada saat yang sama, KBG harus benar-benar menjadi komunitas yang melayani dan menggembalakan,” kata prelatus itu.

Setidaknya 700 pemimpin BEC menghadiri pertemuan empat hari yang diselenggarakan oleh Keuskupan Agung Davao.

Sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas De La Salle tentang bagaimana organisasi dan paroki bekerja bersama dipresentasikan selama pertemuan itu.

Penelitian ini menemukan bahwa di banyak paroki ada “kompetisi denominasi” sementara partisipasi kaum muda dalam kegiatan KBG “terbatas.”

Kesenjangan antara anggota senior dan orang muda dan tuntutan untuk membentuk struktur dalam menunjuk para pemimpin KBG merupakan contoh masalah yang perlu diatasi, kata penelitian tersebut.

Namun, penelitian tersebut mencatat bahwa KBG “hidup dan aktif” dalam mempromosikan misi Gereja di Filipina.

“Kehadiran Roh Kudus aktif dalam KBG,” kata penelitian itu, menambahkan bahwa anggota KBG berusaha untuk mengintegrasikan iman dalam kehidupan sehari-hari.

“Ini membuktikan bahwa tantangan Paus Fransiskus untuk membawa semangat penginjilan baru untuk memperbaharui Gereja secara aktif hadir dalam KBG di Filipina.”

Pada tahun 1991, pembentukan KBG di Filipina telah diadopsi sebagai prioritas pastoral Gereja di seluruh negara itu.

Siang Pleno Kedua Filipina memutuskan bahwa KBG “harus dipromosikan dengan penuh semangat untuk kehidupan penuh panggilan Kristen di daerah perkotaan dan pedesaan.”

Pleno itu mendorong Konferensi Waligereja Katolik Filipina untuk “mengeluarkan pernyataan resmi tentang KBG … memperjelas bahwa mereka bukan sekadar organisasi lain.”

Pada tahun 2007, konferensi para uskup membentuk Komisi Episkopal Komunitas Basis Gerejawi dengan tugas membantu keuskupan dalam promosi dan pembentukan KBG.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest