Home LiCAS.news Bahasa Indonesia News (Bahasa) Para uskup Filipina desak bank hentikan pembiayaan batu bara

Para uskup Filipina desak bank hentikan pembiayaan batu bara

Sedikitnya 32 uskup Katolik di Filipina telah menandatangani petisi yang menyerukan lembaga keuangan untuk mengakhiri pembiayaan operasi batubara di negara itu.

Sebaliknya para pemimpin gereja meminta bank-bank Filipina untuk berinvestasi dalam “energi bersih dan terbarukan” daripada menggunakan uang dalam pembangkit listrik tenaga batu bara dan industri destruktif lainnya.

Uskup Gerardo Alminaza mencatat bahwa lembaga keuangan “memungkinkan terus berkembangnya” batu bara dan bahan bakar fosil lainnya yang “membebani masyarakat dan merusak lingkungan.”

Uskup San Carlos, yang juga duduk sebagai wakil ketua lembaga aksi sosial konferensi para uskup, mengatakan bahwa gereja dapat memainkan peran dalam memberikan tekanan pada lembaga-lembaga perbankan.




Komisi aksi sosial gereja berhasil mengumpulkan jaringan anti-batu bara terbesar di negara itu selama pertemuan lingkungan yang dijuluki Eco-Convergence minggu lalu.

Sedikitnya ada 90 perwakilan dari 22 organisasi masyarakat sipil serta sembilan keuskupan di seluruh Filipina berkumpul untuk mendorong kampanye “mundur dari batu bara”.

Kampanye divestasi adalah salah satu poin utama dari pernyataan pastoral para uskup tentang ekologi dan perubahan iklim yang dirilis pada Juli 2019.

- Newsletter -

Ada sekitar 13 bank lokal, termasuk yang papan atas, telah meminjamkan atau menanggung $6.303 juta untuk kepentingan batubara dari 2017 hingga 2019.

Filipina menempati peringkat kesembilan di antara 60 negara yang masih dalam ekspansi batubara dengan kapasitas 579 gigawatt pabrik batubara baru sedang dalam daftar antrian.

Pastor Edwin Gariguez, sekretaris eksekutif sekretariat aksi sosial gereja, mengatakan oposisi terhadap energi kotor di negara itu “telah memperoleh kemenangan awal.”

Pada tahun 2019, Mahkamah Agung Filipina menolak 90 perjanjian pembangkit listrik, banyak di antaranya adalah proyek batu bara, karena kurangnya proses seleksi yang kompetitif.

“Sekarang, kami fokus pada upaya mendorong para pemegang saham utama lembaga keuangan lokal untuk mendesak badan pembuat keputusan pada bank-bank ini untuk berinvestasi lebih banyak dalam energi bersih dan terbarukan,” kata imam itu.

Seorang biarawati Katolik bergabung dalam sebuah demonstrasi di Manila untuk menyerukan diakhirinya penggunaan bahan bakar fosil. (Foto oleh Jire Carreon)

Keuskupan Agung Manila menempati urutan kelima di antara 100 pemegang saham teratas Bank of Philippine Island, salah satu lembaga keuangan terbesar yang memiliki investasi batu bara di negara itu.

Pemegang saham utama lainnya adalah Carmel of Divine Infant Jesus of Prague, Inc., Keuskupan Agung Jaro, Misionaris Mill Hill, Corporacion de Padres Dominicos, dan Keuskupan Agung Zamboanga.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan selama peluncuran gerakan yang dijuluki “Withdraw From Coal Campaign” (Kampanye Mundur dari Batubara) pada bulan Januari, kelompok-kelompok lingkungan mencatat bahwa ketika respons global terhadap perubahan iklim menguat, dengan meningkatnya kebijakan yang diperkirakan membatasi lapangan permainan batubara,“ batubara hanya akan menjadi aset dan liabilitas belaka.”

“Bank-bank ini, hanya membuat masalah bagi mereka sendiri,” tambah pernyataan itu.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest