Home LiCAS.news Bahasa Indonesia News (Bahasa) Seorang pekerja Kristen disiksa hingga mati di Pakistan

Seorang pekerja Kristen disiksa hingga mati di Pakistan

Seorang pekerja beragama Kristen berusia 22 tahun meninggal setelah pemilik tanah di kota Kasur, Punjab, Pakistan  memukulinya dengan kejam karena mandi di dalam  tabung air milik mereka.

Korban, Saleem Masih, dipindahkan ke Rumah Sakit Umum Lahore pada 28 Februari, di mana ia kemudian meninggal akibat luka-luka setelah disiksa awal pekan itu, Pakistan Today melaporkan.

Tindakan brutal itu terjadi di Kasur, sekitar 53 kilometer selatan Lahore.




“Pada 25 Februari, Saleem selesai membongkar sekam di ladang di desa Baguyana dan sedang membasuh dirinya di bak sumur ketika sekelompok pria … menariknya keluar dari air dan mulai memukulinya,” kata ayah Saleem Ghafoor Masih kepada koran itu.

“Mereka mencaci maki dan menghina Saleem karena ‘mencemari’ air, menyebutnya ‘Kristen kotor’,” kata Masih, dan menambahkan bahwa putranya diseret ke peternakan sapi mereka, di mana tangan dan kakinya diikat dengan rantai.

Dari sana, orang-orang itu terus memukulinya dengan kayu dan besi.

“Mereka juga menggulung batang besi tebal di sekujut tubuh Saleem, menyebabkan beberapa tulangnya patah dan cedera internal,” kata Masih.

- Newsletter -

Ayah korban mengatakan polisi baru memberi tahu dia tentang kejadian itu beberapa jam setelah putranya disandera dan disiksa.

Setelah menemukan putranya berdarah dan tidak sadarkan diri, dia menduga para penyerang membenarkan kejahatan mereka dengan mengatakan bahwa korban “telah mengotori air sumur mereka.”

Masih juga mengatakan bahwa dia dipaksa memohon agar membawa putranya ke rumah sakit untuk perawatan, sementara polisi ada di sana dan tidak melakukan apa-apa.

Nasir Saeed, direktur Pusat Bantuan dan Penyelesaian Bantuan Hukum (CLAAS) Inggris, sebuah badan amal Kristen yang didedikasikan untuk membantu orang-orang Kristen yang teraniaya di Pakistan, mengatakan sangat disayangkan bahwa kejahatan rasial seperti itu masih terjadi di abad ke-21.

“Kami ingin Ghafoor Masih mendapatkan keadilan dan para pembunuh dipenjara, tetapi karena para pelaku sangat berpengaruh, itu tidak akan mudah karena polisi Pakistan sering kali bias dalam hal masalah Muslim dan non-Muslim,” kata Saeed.

Namun, Menteri Punjab untuk Urusan Hak Asasi Manusia dan Minoritas Ejaz Alam Augustine mengatakan tindakan tegas akan diambil terhadap para pelaku dan polisi.

“Prioritas pertama kami adalah menyelamatkan nyawa pemuda itu dan saya telah mengarahkan otoritas rumah sakit untuk memastikan perawatan medis terbaik kepadanya. Sekarang sifat kasus telah berubah dan dakwaan pembunuhan akan ditambahkan, ”katanya kepada Pakistan Today.

Menanggapi klaim bahwa pemuda itu dibunuh dalam kejahatan rasial bermotif agama, Augustine mengatakan serangan itu adalah hasil dari pola pikir fanatik.

“Tidak ada hukum yang bisa mengubah pola pikir seperti itu. Pemerintah berusaha untuk mempromosikan toleransi terhadap agama lain tetapi itu adalah tugas berat yang tidak dapat dicapai dalam semalam,” katanya.

Pakistan mendapat peringkat sebagai salah satu negara terburuk di dunia dalam hal diskriminasi terhadap orang Kristen.

Tuduhan penistaan agama semakin mengarah pada kekerasan massa yang menargetkan orang Kristen dan minoritas agama lainnya dalam beberapa tahun terakhir.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest