Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Features (Bahasa) Caritas membawa perubahan bagi wanita hamil dan melahirkan di pedesaan India

Caritas membawa perubahan bagi wanita hamil dan melahirkan di pedesaan India

Sunitra Devi, seorang wanita suku dari negara bagian Jharkhand, India telah berulangkali mengunjungi kuil di desanya untuk mencari kesembuhan bagi bayinya yang berusia tiga bulan yang sedang sakit.

Selama kehamilannya, Devi tidak mengonsumsi makanan bergizi atau suplemen, yang mengakibatkan putranya terlahir kurus.

“Ketika saya menggendongnya, terasa lebih ringan dari bulu elang,” kata ibu berusia 23 tahun itu tentang putranya bernama Chintu.

“Saya berpikir mungkin seiring waktu dia akan menjadi normal tetapi 15 hari setelah lahir, dia mulai mengalami sakit seperti demam, diare, dan muntah,” katanya.




“Beberapa tumbuhan Ayurveda memberikan pertolongan sementara tetapi tidak mengakhiri penderitaan saya. Saya telah berdoa di kuil selama berminggu-minggu, tetapi tidak ada yang terjadi,” katanya.

Selama kehamilannya, Devi menghindar untuk bertemu dokter karena dia mencari konseling medis selama kehamilan dianggap tabu. Kendala keuangan dalam keluarganya juga tidak memungkinkannya untuk berhernti bekerja di toko arang. Selama tiga trimester Devi bekerja di toko itu.

“Suami saya adalah seorang buruh lepas dan penghasilannya terus berkurang karena kurangnya pekerjaan. Ibunya juga sedang sakit dan dia juga harus mengurus dua adik perempuannya. Saya pikir tidak bagus kalau saya tidak membantunya secara finansial, meski sebatas yang saya bisa, “kata Devi.

- Newsletter -

Beberapa bulan setelah kelahiran Chintu, adik perempuan Devi menyarankan agar mereka membawanya ke pusat kesehatan dasar untuk perawatan. Setelah pemeriksaan rutin ibu dan anak, ditemukan bahwa Devi menderita kekurangan zat besi akut dan tidak mengonsumsi suplemen yang cukup untuk pertumbuhan janinnya.

‘Meninggal dalam kondisi mengenaskan’

Alok Kumar, seorang dokter umum yang bekerja di desa Devi mengatakan perawatan medis selama kehamilan adalah hal asing di dusun-dusun terpencil di India di mana pergi ke dokter selama kehamilan dianggap sebagai pertanda buruk.

Kumar menambahkan, ibu hamil di wilayah ini tidak merawat diri sendiri: tidak ada rencana diet, tidak ada imunisasi untuk bayi baru lahir, atau tidak ada makanan yang cukup selama masa pasca kehamilan.

“Semua ini berujung pada masalah besar baik bagi ibu maupun bayi yang baru lahir,” kata Kumar. “Hasil akhirnya cukup mengganggu. Mayoritas bayi yang baru lahir di desa-desa India tidak sampai merayakan ulang tahun pertama mereka. Mereka meninggal dalam kondisi yang menyedihkan,” kata dokter tersebut.

Seorang ibu dengan anaknya memakai masker di Dehradun, Uttarakhand, India pada 8 September (Foto oleh wintelineproductions.com/ shutterstock.com)

UNICEF melaporkan pada Oktober tahun lalu bahwa malnutrisi menyebabkan 69 persen kematian anak di bawah usia lima tahun di India. Negara ini juga memiliki tingkat kekurangan gizi anak terburuk di dunia.

Dalam kunjungannya ke rumah sakit, Devi bertemu dengan tim Caritas yang menangani masalah malnutrisi pada bayi dan ibu menyusui di desa-desa di India.

Tim tersebut mendaftarkannya untuk mendapatkan bantuan bulanan khusus yang diberikan oleh pemerintah federal India untuk ibu kurang mampu dengan bayi yang baru lahir.

“Melalui hibah itu, saya mendapatkan kompensasi upah sebesar Rs 5.000 ($ 80) dan saya diberitahu bahwa saya akan diberikan hibah ini untuk lima tahun ke depan,” kata Devi.

Tim Caritas juga membantunya untuk mendapatkan imunisasi lengkap bagi putranya.

Tahun lalu Caritas India memperkenalkan proyek Sabal di mana badan Gereja itu membantu ibu hamil dan menyusui mengakses manfaat kesehatan dasar dari pemerintah dan memastikan keselamatan yang layak bagi bayi yang baru lahir.

Dengan program ini, anggota Caritas membantu lembaga pemerintah dalam memantau kesehatan anak dan mendistribusikan suplemen nutrisi ke rumah tangga. Mereka juga memeriksa keluarga yang memiliki anak kecil yang kembali dari migrasi sehingga mereka dapat memiliki akses cepat ke bantuan pemerintah.




Tragedi pribadi

Rashmi Singh, dari negara bagian Madya Pradesh di India bagian tengah, adalah salah satu dari penduduk desa yang tidak menyadari bahwa tidak mendapatkan cukup makanan akan membahayakan kehamilannya yang berakhir dengan melahirkan bayi yang meninggal.

“Tidak ada orang di desa kami yang menganggap serius kehamilan. Saya tidak berpikir sedetik pun bahwa kecerobohan saya akan merenggut nyawa bayi saya, “kata Rashmi.

“Saat saya pergi ke dokter untuk pemeriksaan pasca kehamilan, saya didiagnosis menderita anemia dan kekurangan hemoglobin dalam darah,” katanya.

Beberapa bulan setelah tragedi itu, dia menghadiri program kesadaran yang diatur oleh tim Caritas di desanya dan dia belajar bagaimana kekurangan pola makan yang tepat selama kehamilan dapat berakibat fatal bagi ibu dan juga bagi bayi dalam kandungan.

“Saat itulah saya memutuskan untuk menjadi bagian dari tim Caritas dan menjadi sukarelawan untuk misinya membuat ibu hamil mengetahui apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan saat kehamilan,” kata Rashmi.

“Pastor Paul Moonjely, direktur eksekutif Caritas India, mengatakan badan gereja itu sejauh ini telah menjangkau lebih dari 120 desa dalam upaya mereka membantu wanita hamil dan ibu menyusui. Ada 470 relawan yang membantu dalam upaya tersebut.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest