Home LiCAS.news Bahasa Indonesia News (Bahasa) Anak-anak Filipina di daerah bencana hadapi kekurangan makanan, tekanan mental

Anak-anak Filipina di daerah bencana hadapi kekurangan makanan, tekanan mental

Ribuan anak di daerah yang paling parah terkena serangkaian topan yang melanda Filipina dalam beberapa pekan terakhir menghadapi kelaparan yang berkepanjangan, kekurangan gizi, dan absen sekolah.

“Kami prihatin dengan situasi 450.000 anak yang hidup dalam ketakutan dan isolasi, dan terus mengalami kelaparan dan kesusahan karena mereka tidak masuk sekolah,” kata Alberto Muyot dari Save the Children Philippines.

Organisasi tersebut melaporkan bahwa pekerja bantuan kemanusiaan yang dikerahkan di provinsi Catanduanes, yang hancur akibat Topan Super Rolly pekan lalu, melaporkan bahwa anak-anak dan keluarga mereka masih tinggal di gubuk sementara, karena rumah mereka hancur.




Kelompok tersebut mencatat bahwa sementara butuh waktu bertahun-tahun bagi sekitar 1,8 juta orang yang terkena dampak untuk pulih dari kehancuran besar yang dibawa oleh Rolly, Topan Ulysses (nama internasional: Vamco)  menghantam daerah yang sama di wilayah Bicol.

Tiga truk berisi barang-barang bantuan termasuk kebutuhan kebersihan, peralatan darurat keluarga, dan peralatan air dijadwalkan akan didistribusikan minggu ini kepada anak-anak dan keluarga mereka di Catanduanes, provinsi yang paling hancur.

Muyot mengatakan pandemi virus corona telah mengganggu kegiatan belajar dari 22 juta siswa di negara itu, dan anak-anak di daerah yang dilanda topan di provinsi Bicol terus merugi karena sekolah dan modul pembelajaran rusak.

- Newsletter -

“Anak-anak yang paling miskin dan terpinggirkan berisiko kehilangan pendidikan akibat dampak pandemi COVID-19, ditambah dengan kerusakan akibat topan,” kata Muyot.

Seorang wanita dan seorang anak mengungsi dari daerah pantai di Sucat, Muntinlupa, Metro Manila, Filipina, 11 November menjelang kedatangan Topan Vamco. (Foto oleh Eloisa Lopez / Reuters)

“Harga yang harus mereka bayar untuk gangguan pendidikan mereka adalah masa depan mereka,” tambahnya.

Topan Super Rolly menyebabkan kerusakan parah pada fasilitas kesehatan, sekolah dan layanan penting, selama minggu pertama bulan November. Kerusakan infrastruktur mencapai US$ 234 juta.

Menurut laporan pemerintah, 67 fasilitas kesehatan telah rusak, termasuk laboratorium utama COVID-19 milik pemerintah yang berbasis di wilayah Bicol dan pengujian dibatalkan. 

Topan itu juga merusak lebih dari seribu sekolah, termasuk yang yang menampung para pengungsi.

Sebelum topan, jumlah keluarga yang mengalami kelaparan di Filipina memburuk dari 8,8 persen pada Desember 2019 menjadi rekor tertinggi 23,8 persen (diperkirakan 2,6 juta rumah tangga) pada September, menurut survei yang dilakukan oleh Social Weather Stations.

Topan lain, yaitu topan “Ulysses” (nama internasional: Vamco) menghantam beberapa bagian Filipina pada 12 November, dan menjadi badai tropis ke-21 yang melanda Filipina tahun ini.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest