Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Imam asal Spanyol ini dapat penghargaan sipil tertinggi di India

Imam asal Spanyol ini dapat penghargaan sipil tertinggi di India

Pastor Carlos Gonzalez Valles asal Spanyol yang meninggal tahun lalu dianugerahi penghargaan sipil tertinggi India atas kontribusinya pada budaya dan pendidikan di Gujarat.

Pastor Valles meninggal pada 9 November tahun lalu di Madrid, Spanyol, pada usia 95 tahun.

Pada malam Hari Ulangtahun Kemerdekaan India ke-72, 26 Januari, pemerintah India mengumumkan penghargaan Padma Shri kepada Pastor Valles yang datang ke India pada tahun 1949.




Dalam waktu lima dekade tinggal di negara itu, dia menguasai bahasa lokal di negara bagian barat Gujarat dan memperkaya pendidikannya. Imam Yesuit itu menerjemahkan konsep matematika ke dalam bahasa Gujarati dan menulis 78 buku dalam bahasa tersebut.

Dia mengajar Matematika di St. Xavier’s College Ahmedabad dari tahun 1960 sampai 1982.

Setelah Pastor Valles meninggal, Perdana Menteri India Narinder Modi, yang pernah tiga kali menjabat sebagai kepala menteri Gujarat, menulis di Twitter: “Pastor Valles membuat dirinya disayangi oleh banyak orang, terutama di Gujarat. Dia mendedikasikan dirinya dalam berbagai bidang seperti matematika dan sastra Gujarat. Dia juga bersemangat melayani masyarakat. Sedih dengan kematiannya. Semoga jiwanya istirahat dalam damai.”

Pastor Cedric Prakash, pendiri dan direktur Prashant, Pusat Hak Asasi Manusia, Keadilan dan Perdamaian Jesuit yang berbasis di Ahmedabad, mengatakan penghargaan itu seharusnya diberikan lebih awal.

- Newsletter -

“Dia berkontribusi banyak pada budaya dan bahasa Gujarat. Mungkin tidak ada orang asing atau non-Gujarati yang mencapai levelnya dalam hal ini, ”kata Pastor Prakash yang selama bertahun-tahun tinggal bersama Pastor Valles.

“[Dia] adalah seorang matematikawan, musisi, penulis, mentor, guru spiritual, dan pembimbing, semuanya menjadi satu,” kata Pastor Prakash.

Pastor P R John, kepala Sekolah Teologi Vidyajyoti yang dikelola Yesuit di New Delhi, juga merasa bahwa pelayanan Pastor Valles di India seharusnya sudah diakui lebih awal ketika dia masih berada di negara itu. Pastor Valles kembali ke Spanyol pada tahun 1990 untuk merawat ibunya yang sakit.

“Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Di tengah-tengah situasi kebencian atau intoleransi agama ini, penghargaan itu bagus. Ada secercah harapan bahwa India terbuka untuk semua budaya dan identitas sekulernya tidak dikompromikan,” kata Pastor John.

Sebagai seorang penulis yang produktif, Pastor Valles menulis secara ekstensif dalam bahasa Gujarat, Inggris dan Spanyol. Banyak dari buku Gujarati miliknya memenangkan penghargaan sastra. Ia menjadi orang asing pertama yang memenangkan Medali Emas Ranjit Ram, penghargaan sastra tertinggi di negara bagian itu pada tahun 1978. Ia menulis kolom mingguan untuk Gujarat Samachar, harian utama Gujarat.

Lebih dari 24 buku telah diterbitkannya dalam bahasa Inggris dan 42 dalam bahasa Spanyol. Buku-bukunya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Cina dan Eropa.

Buku-buku karyanya antara lain Gandhi: Alternative to Violence, Life with Honor, Christian Self-Esteem, I am Collecting Rainbows, Unencumbered by Baggage, Tony De Mello: A Prophet of Our Times.

Pastor Valles lahir di Logrono pada 4 November 1925 dan masuk seminari pada usia 15 tahun. Dalam otobiografinya ‘I am Collecting Rainbows’ ia menggambarkan dirinya sebagai “siswa yang ceria, pembaca yang rakus, teman yang penuh gairah, kapten tim sepak bola, jatuh cinta dengan Mozart, dan punya selera makan yang baik.”

Semangatnya untuk melayani Tuhan dan sesama tercermin dalam bukunya: Sketches of God, Praying Together, Faith for Justice, serta Our Lady of Joy.

Semasa hidupnya di Gujarat, dia tinggal selama sepuluh tahun di antara penduduk setempat dan setiap hari makan makanan vegetarian mereka. Setiap minggu dia mengetuk pintu rumah yang berbeda dan tinggal bersama mereka untuk memahami budaya mereka dengan lebih baik.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest