Home LiCAS.news Bahasa Indonesia News (Bahasa) Pejabat Vatikan tekankan urgensi pelayanan bagi lansia

Pejabat Vatikan tekankan urgensi pelayanan bagi lansia

Pelayanan bagi para lansia menjadi semakin mendesak karena pandemi virus corona terus melanda dunia, demikian dokumen baru Vatikan yang dirilis minggu ini.

“Pembenahan ulang secara serius diperlukan tidak hanya dalam kaitannya dengan tempat tinggal bagi para lansia tetapi untuk seluruh sistem perawatan bagi sejumlah lansia,” kata Uskup Agung Vincenzo Paglia, kepala Akademi Kepausan untuk Kehidupan.

Dalam pengarahan media pada 9 Februari, uskup agung itu mengatakan pandemi telah menjadi masalah kronis di seluruh dunia dalam cara perawatan orang lanjut usia.




Akademi itu dan Dikasteri untuk Pengembangan Manusia Integral minggu ini meluncurkan dokumen berjudul “Usia Tua: Masa Depan Kita. Lansia Setelah Pandemi.”

Dokumen tersebut menggarisbawahi urgensi untuk “memikirkan kembali” bagaimana masyarakat harus membantu para lansia yang jumlahnya erus bertambah, terutama selama pandemi.

Uskup Agung Paglia mengatakan bahwa pandemi “terutama telah menyerang mereka yang sudah tua”, mengutip perkiraan bahwa lebih dari 2,3 juta orang lanjut usia telah meninggal karena penyakit tersebut.

Dokumen Vatikan itu memperingatkan agar tidak meminggirkan para lansia yang memiliki begitu banyak hal untuk ditawarkan, tetapi sangat menderita selama krisis kesehatan global ini.

Uskup Agung Paglia mencatat bahwa melalui dokumen tersebut, Vatikan menggarisbawahi urgensi perhatian baru terhadap orang lanjut usia.

- Newsletter -

Ia mengatakan dokumen itu “bertujuan untuk membantu membangun masa depan baru bagi orang tua kita,” dan menambahkan bahwa tanggung jawab Gereja adalah untuk “menjalankan panggilan profetik yang mengarah pada awal masa yang baru.”

Uskup Agung Paglia mengatakan bahwa “tingkat peradaban suatu era diukur dengan cara kita memperlakukan mereka yang lebih lemah dan lebih rapuh.”

“Kematian dan penderitaan dari para lanjut usia harus mendorong untuk berbuat lebih baik, melakukan yang berbeda, untuk berbuat lebih banyak,” katanya.

“Kita berhutang kepada anak-anak kita, mereka yang masih muda dan di awal kehidupan,” tambah uskup agung itu.

Beberapa poin utama dalam dokumen tersebut:

– Kewajiban untuk menciptakan kondisi terbaik bagi lansia untuk tinggal di rumah dengan keluarga jika memungkinkan dan dengan teman seumur hidup, dan di lingkungan sendiri dengan penyediaan layanan dasar.

– Tempat tinggal harus disesuaikan dengan kebutuhan mereka yang berubah, termasuk menghilangkan hambatan arsitektural dan menyediakan perawatan medis rumah yang terintegrasi dan terampil.

– Teknologi baru dan perkembangan baru dalam pengobatan jarak jauh (telemedicine) dan kecerdasan buatan harus digunakan secara bertanggung jawab sehingga para lansia dapat menerima bantuan di lingkungan rumah.

– Hidup mandiri, hidup dengan bantuan, tempat tinggal bersama dan inisiatif lain harus diilhami oleh sikap saling membantu, sehingga memungkinkan lansia menjadi mandiri dalam komunitas, dan, idealnya, pengaturan antargenerasi.

– Rumah jompo harus dikembangkan lagi untuk menyediakan layanan medis langsung di panti jompo dan keluarga harus mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan sehingga mereka dapat merawat orang yang dicintai di rumah.

– Keuskupan, paroki dan komunitas gereja harus mempromosikan “hubungan pastoral yang lebih peduli dengan lanjut usia,” melihat mereka sebagai “sumber daya yang besar,” terutama dalam pembentukan iman dan sebagai saksi hidup dari iman.

Dokumen itu kemudian mencatat bahwa visi ini bukanlah utopis abstrak atau kepura-puraan naif. “Hal ini bahkan dapat menghidupkan dan memelihara kebijakan kesehatan publik yang baru dan lebih bijaksana serta permintaan awal untuk sistem kesejahteraan bagi para lansia” yang lebih efektif dan lebih manusiawi.

“Ini membutuhkan etika kepentingan publik dan prinsip penghormatan terhadap martabat setiap individu” dan itu membutuhkan bantuan semua orang, seluruh gereja, berbagai agama, dunia budaya, sekolah, relawan, perusahaan media dan bisnis – untuk mendukung “revolusi Copernican” yang memungkinkan para lansia untuk tetap tinggal di rumah yang mereka kenal atau dalam lingkungan yang ramah dan penuh kasih.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest