Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Tiongkok restui tahbisan empat imam baru, batalkan satu orang karena ikut WYD...

Tiongkok restui tahbisan empat imam baru, batalkan satu orang karena ikut WYD Polandia

Acara tahbisan empat imam baru diadakan di Gereja Katedral St. Ignatius di Xujiahui

Keuskupan Shanghai di Tiongkok menahbiskan empat imam baru pada 5 Juni, namun pemerintah tidak merestui satu orang diakon untuk ditahbiskan jadi imam karena ia ikut dalam perayaan Hari Pemuda Sedunia tahun 2016 di Polandia.

Tahbisan imamat Paul Yang Dongdong, 34, yang sehari sebelumnya ditahbiskan menjadi diakon bersama empat calon lainnya, ditangguhkan oleh pemerintah dengan alasan lima tahun lalu ia ikut ambil bagian dalam perayaan Hari Pemuda Sedunia (WYD) di Polandia.

“Mereka menghentikannya hanya karena dia ikut berpartisipasi dalam Hari Pemuda Sedunia,” kata seorang sumber seperti dikutip situs berita online AsiaNews.




“Dia hanya pergi untuk bertemu dengan orang muda Katolik lainnya dari seluruh dunia dan Paus Fransiskus,” kata sumber itu.

“Jadi tampaknya di Tiongkok ‘dosa’ itu ada hubungannya dengan paus dan dengan seluruh Gereja di dunia,” kata sumber itu kepada situs berita yang dikelola Gereja itu.

Para imam yang tetap ditahbiskan adalah Giovanni Ning Yongwang, 30, dari Baotou (Mongolia Dalam), Giovanni Zhou Jia, 34, dari Bayanzhuoer (Mongolia Dalam), Matteo Mi Jizhou, 29, dari Xingtai (Hebei), dan Francesco Wu Shun, 31, dari Jinzhong (Shanxi).

Sementara diakon Yang Dongdong berasal dari Nantiangong (Lucheng, Shanxi).

Tahbisan imamat keempatnya diadakan di Katedral St. Ignatius di Xujiahui dan dipimpin oleh Uskup Giuseppe Shen Bin, wakil presiden Dewan Uskup dan Asosiasi Patriotik.

- Newsletter -

Uskup Shen Bin dari Keuskupan Haimen (Jiangsu) adalah seorang kardinal yang diakui baik oleh Takhta Suci dan pemerintah Tiongkok sejak ditahbiskan pada tahun 2010.

Uskup Taddeo Ma Daqin dari Shanghai tidak menghadiri perayaan itu. Ia mengundurkan diri dari Asosiasi Patriotik pada 2012 dan saat ini berada di bawah tahanan rumah di seminari Sheshan.

Seminari Sheshan kemudian ditutup dan baru memulai kembali penahbisan imam pada tahun 2017.

Prelatus itu dilarang berhubungan dengan publik dan menjalankan fungsi-fungsi episkopalnya.

Acara tahbisan hanya dihadiri oleh segelintir orang karena pembatasan kesehatan yang ketat.

Uskup Ma Daqin, yang blog pribadinya diblokir selama bertahun-tahun, menyambut penahbisan itu dalam sebuah pesan di WeChat.

“Kami bersyukur kepada Tuhan karena memberi kami lima imam baru untuk bekerja di ladang Tuhan … untuk generasi muda Gereja dan pemimpin rohani umat beriman,” kata prelatus itu.

“Saya berdoa semoga kasih karunia Tuhan selalu menyertai mereka. Saya juga berdoa agar Tuhan memberi kita lebih banyak imam, suster, dan lebih banyak panggilan,” kata uskup itu.

“Benih yang ditanam sekarang berbunga dan hari ini penuh  sukacita,” tambahnya.

Sebelum penahbisan pada tanggal 5 Juni, Uskup Shen Bin memberikan ceramah tentang “Mematuhi Cinaisasi Katolik dan Melakukan Pekerjaan Baik dalam Mengajarkan Era Baru.”

‘Sinisisasi’ (Cinaisasi) dan ‘era baru’ adalah dua slogan Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam gerakan untuk mendirikan Gereja nasional yang terkait erat dengan budaya Tiongkok dan Partai Komunis Tiongkok.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest