Mantan uskup Hong Kong dan yang sangat vokal mengkritisi kebijakan Paus Fransiskus dengan Cina, Kardinal Joseph Zen, dinobatkan sebagai pemenang Penghargaan Juara Demokrasi Tiongkok Wei Jingsheng tahun ini.
Kardinal Zen, yang dikenal karena blak-blakan mengenai isu-isu tentang hak asasi manusia, kebebasan politik, dan kebebasan beragama, “selalu dengan tegas mendukung gerakan demokrasi Hong Kong dan sangat menentang campur tangan komunis dalam kegiatan misionaris dan kebebasan beragama Gereja,” menurut Yayasan Wei Jingsheng, yang memberikan penghargaan.
Dikatakan Kardinal Zen tidak hanya berbicara menentang erosi kebebasan sipil di Hong Kong selama bertahun-tahun, tetapi juga mendukung rakyatnya dalam memperjuangkan hak pilih universal yang tulus. Tahun ini ia kembali meminta semua orang untuk mendukung orang-orang Hong Kong dalam memprotes RUU ekstradisi yang akan memungkinkan tersangka kriminal diekstradisi ke daratan Cina, kata komite penghargaan.
“Dia telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk menjaga umat Katolik di Cina dan membuat permohonan tulus untuk kesejahteraan masyarakat umum, dengan tindakan paling praktis,” tambahnya.
“Penghargaan kami tahun ini untuk Kardinal Zen juga merupakan penghargaan kepada orang-orang Hong Kong yang menolak untuk tunduk,” kata yayasan itu.
Penghargaan tahunan ini diambil dari nama seorang disiden Cina dan aktivis pro-demokrasi Wei Jingsheng, yang telah mengabdikan hidupnya untuk menentang pemerintah komunis China.
Penghargaan yang diberikan pada 5 Desember setiap tahun sejak 2004, diberikan kepada mereka yang dinilai panitia penghargaan telah memberikan kontribusi besar untuk kemajuan demokrasi China.
Kardinal Zen juga dianugerahi Medali Kebebasan Truman-Reagan dari Yayasan Peringatan Korban Komunisme yang berbasis di Washington pada Januari tahun ini.