Organisasi hak asasi manusia internasional melaporkan adanya peningkatan yang tiba-tiba dan signifikan terkait permusuhan online terhadap orang Kristen di provinsi Hebei, Tiongkok.
Fenomena itu muncul setelah beberapa unggahan media sosial menuduh bahwa wabah virus corona di daerah itu pada bulan Januari berawal dari sebuah gereja.
Dalam laporannya, Christian Solidarity Worldwide (CSW) mengatakan orang Kristen yang mengalami permusuhan sosial online “sangat khawatir” atas peningkatan itu.
“Beberapa orang takut bahwa Partai Komunis Tiongkok atau pihak berwenang terlibat dalam beberapa hal,” kata organisasi itu dalam pernyataan yang dirilis ke media pada 22 Februari.
Kelompok itu mengatakan bahwa otoritas Tiongkok sebelumnya telah menggunakan disinformasi untuk menyerang pengikut Falun Gong, Muslim Uighur, dan komunitas agama lainnya.
CSW mengatakan bahwa lebih dari 1.000 komentar terhadap orang Kristen telah diunggah online sebelum akhirnya disensor.
“Pada konteks lain, permusuhan sosial semacam ini, terutama ketika menyangkut apa pun yang mendekati kritik terhadap pihak berwenang, akan segera disensor,” kata laporan itu, mengutip sejumlah “pengamat.”
Masalah itu dilaporkan bermula ketika Beijing mengumumkan penangguhan kegiatan keagamaan di Hebei dan memerintahkan penyelidikan atas semua “kegiatan keagamaan ilegal” di daerah pedesaan pada 8 Januari lalu.
“[Setelah itu] Sina Weibo (platform mirip Twitter di Tiongkok) [dibanjiri] dengan postingan oleh pengguna yang menuduh orang Kristen menyebarkan virus,” kata laporan itu.
“Mereka menyalahkan orang Kristen karena ‘mengkhianati bangsa mereka sendiri,’ merusak budaya mereka dan ‘membahayakan kedaulatan dan keamanan negara,'” tambahnya.
Laporan itu mengatakan perkembangan baru-baru ini harus diperhatikan secara serius oleh pemerintahan demokratis.
“Meskipun seribu komentar mungkin tampak kecil untuk ukuran Tiongkok, tren baru dalam permusuhan dan diskriminasi terhadap komunitas agama harus dipantau dengan cermat,” kata Mervyn Thomas, presiden CSW.
Ia mengatakan provinsi Hebei memiliki sejarah panjang terkait persekusi oleh pemerintah terhadap orang Kristen, khususnya Katolik, termasuk pemenjaraan para klerus seperti Uskup James Su Zhimin.
Uskup itu pertama kali dilaporkan ditangkap oleh otoritas Tiongkok pada tahun 1997 dan ada dugaan tahun lalu bahwa dia meninggal dalam penahanan.