Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Biarawati Thailand bekerja keras menenun jubah bagi kunjungan Paus Fransiskus

Biarawati Thailand bekerja keras menenun jubah bagi kunjungan Paus Fransiskus

Pekerja garmen di sebuah biara di Bangkok bekerja keras untuk menyelesaikan jubah emas dan sutra merah yang rumit untuk dipakai oleh Paus Fransiskus dan pejabat Vatikan saat kunjungan paus ke Thailand bulan ini.

Paus diperkirakan akan bertemu raja Thailand, tokoh-tokoh pemerintah terkemuka, merayakan Misa dan mengunjungi umat Katolik setempat selama kunjungan 20-23 November ke negara mayoritas Buddha itu.

Dia juga diharapkan untuk bertemu dengan sepupunya yang mengelola sekolah perempuan Katolik di Thailand.

Penjahit berpengalaman di Biara Phraharuthai di pusat Bangkok telah bekerja selama dua bulan untuk memastikan Paus Fransiskus dan para uskup serta para imam lainnya akan dapat mengenakan pakaian yang terbuat dari sutra terbaik dan bahan-bahan lain yang terkenal di negara itu.

“Saya sangat bangga kami dipilih untuk melakukan pekerjaan yang sangat mulia ini,” kata Sister Sukanya, kepala penjahit.

Suster itu mengatakan, dia dan timnya telah menghabiskan banyak waktu untuk memastikan lebih dari 200 jubah dan topi buatan tangan selesai tepat waktu untuk kunjungan kepausan.

Dua pakaian paling penting – untuk Paus Fransiskus – sudah siap, kata Suster Sukanya kepada AFP.

- Newsletter -

Satu jubah emas dan kuning yang dibuat khusus akan dikenakan oleh paus pada Misa pertamanya pada 21 November. Pakaian itu disulam dengan pola kanok – motif Thailand yang populer yang terlihat pada pakaian dan karya seni.

Dia akan mengenakan jubah yang hampir identik tetapi dibuat dengan warna merah dan emas pada hari berikutnya.

Biara ini dipilih untuk pekerjaan itu karena memiliki sejarah yang kaya dalam membuat pakaian keagamaan yang dibuat khusus.

Bagi para biarawati, tugas ini adalah kesempatan sekali seumur hidup untuk menunjukkan keterampilan tradisional mereka dalam menjahit.

“Gaya Thailand kami adalah ciptaan yang indah,” kata Sister Saengpradab kepada AFP.

Perjalanan kepausan ini akan menjadi yang pertama sejak Paus St. Yohanes Paulus II mengunjungi negara itu 35 tahun yang lalu. Kunjungan ini juga terjadi saat peringatan 350 tahun misi resmi Katolik pertama ke Siam.

Ada 388.000 umat Katolik di Thailand, atau kurang dari satu persen dari 69 juta populasi.

Pada akhir perjalanannya di Thailand pada 23 November, paus akan menuju ke Jepang untuk kunjungan tiga hari di mana ia akan pergi ke Tokyo dan dua kota yang hancur oleh bom atom menjelang akhir Perang Dunia II – Nagasaki, dan Hiroshima.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest