Selama 20 tahun berturut-turut, Korea Utara menduduki puncak 50 negara dengan tingkat persekusi dan diskriminasi terhadap umat Kristen paling banyak karena keyakinan mereka.
Open Doors, sebuah lembaga pemantau Kristen, melaporkan bahwa pandemi virus corona telah membantu mengemukanya penganiayaan agama di sejumlah negara.
Dalam laporan World Watch List 2021 yang dirilis minggu ini, organisasi tersebut mencatat bahwa orang Kristen di Korea Utara terus menghadapi “penganiayaan ekstrem” baik dalam segi kehidupan pribadi mereka maupun publik.
Laporan tersebut memeringkat negara-negara berdasarkan tingkat keparahan penganiayaan, dihitung dengan menganalisis tingkat kekerasan ditambah tekanan yang dialami dalam lima bidang kehidupan: pribadi, keluarga, komunitas, gereja, dan bernegara.
“Jika diketahui sebagai seorang Kristen di Korea Utara artinya hukuman mati,” tulis laporan itu.
“Mereka yang tidak langsung terbunuh dibawa ke kamp kerja paksa bersama tahanan politik lainnya, di mana hanya sedikit yang selamat dari kondisi yang mengerikan,” tambah laporan itu.
Laporan itu mengatakan sekitar 50.000 hingga 70.000 orang Kristen saat ini dipenjara di Korea Utara.
Itu artinya negara sebagai “pendorong utama” penganiayaan di Korea Utara dalam bentuk pemerintah dan Partai Pekerja Korea.
“Selama tiga generasi, semua hal di negara ini berfokus untuk menghormati para pemimpin keluarga Kim,” tulis laporan tersebut, menambahkan bahwa tujuan tertinggi dari semua otoritas adalah “kelangsungan hidup negara dan pemimpinnya.”
Laporan itu mengatakan Partai Pekerja Korea menjadi alat yang digunakan Kim Jong-Un untuk memperketat cengkeramannya di Korea Utara.
Ideologi Partai Pekerja menganggap orang Kristen sebagai musuh dan menggambarkan mereka sebagai teroris, kata laporan itu. Umat Kristen dianggap musuh masyarakat yang harus dibasmi.
Persekusi global berlanjut
Lembaga Open Doors mencatat bahwa penganiayaan terhadap orang Kristen di seluruh dunia terus meningkat selama 14 tahun terakhir, menambahkan bahwa “tekanan meningkat” di di 50 negara teratas.
Laporan tersebut mencatat bahwa total poin dari 50 negara teratas terus naik dan ambang batas untuk masuk ke 50 besar akan naik lagi pada tahun 2021.”
Open Doors World Watch List adalah laporan tahunan yang memeringkat negara-negara di mana orang Kristen dilaporkan dianiaya dan mengalami diskriminasi.
Dalam satu tahun terakhir lebih dari 340 juta orang Kristen, atau satu dari delapan orang Kristen di seluruh dunia, mengalami penganiayaan dan didiskriminasi tingkat tinggi karena iman mereka.
Dari laporan Open Doors itu, di 50 negara teratas saja tercatat 309 juta orang Kristen mengalami tingkat penganiayaan dan diskriminasi yang sangat tinggi atau ekstrim.
Di India, menurut lembaga itu, 80 persen orang Kristen yang menerima bantuan pandemi dari organisasi mitranya melaporkan bahwa mereka diusir dari tempat distribusi makanan karena keyakinan mereka. Yang lainnya dilaporkan mengklaim bahwa mereka telah diabaikan untuk mendapatkan pekerjaan.
India berada di peringkat 10 dalam peringkat Open Doors dari 50 negara tempat orang Kristen menghadapi penganiayaan paling banyak.
Tempat-tempat lain di mana orang Kristen menghadapi diskriminasi saat mencari bantuan COVID-19 termasuk Myanmar, Nepal, Vietnam, Bangladesh, Pakistan, Asia Tengah, Malaysia, Afrika Utara, Yaman dan Sudan, menurut laporan itu.
“Pandemi global membuat penganiayaan menjadi lebih jelas dari sebelumnya – saat begitu banyak orang membutuhkan bantuan,” kata laporan Open Doors.
“Diskriminasi dan penindasan yang dialami oleh umat Kristen pada tahun 2020 tidak boleh dilupakan, bahkan setelah krisis COVID-19 menghilang dari ingatan kolektif kita,” tambahnya.
Daftar 10 besar sebagian besar tetap tidak berubah dari tahun lalu, dengan Sudan sudah keluar dari daftar dan Nigeria muncul di peringkat 9.
Semakin banyak orang Kristen dibunuh karena iman mereka di Nigeria dibanding negara lain, menurut Open Doors. Organisasi tersebut menyalahkan serangan kekerasan oleh kelompok ekstremis Islam seperti Boko Haram dan Fulani.
Yang termasuk dalam 10 negara teratas menurut Open Doors adalah:
(1) Korea Utara
(2) Afghanistan
(3) Somalia
(4) Libya
(5) Pakistan
(6) Eritrea
(7) Yaman
(8) Iran
(9) Nigeria
(10) India
Sebagian besar dari negara dalam 10 besar ini sudah ada sejak 2015, tahun yang dinyatakan Open Doors sebagai “tahun terburuk dalam sejarah modern dalam penganiayaan umat Kristen.”
Tiongkok masuk dalam 20 besar Open Doors untuk pertama kalinya dalam satu dekade karena meningkatnya pengawasan dan pembatasan terhadap orang Kristen dan agama minoritas lainnya.
Tahun lalu, Open Doors meningkatkan kewaspadaan atas “kebangkitan pengawasan oleh negara” dan dampaknya terhadap umat Kristen dan Muslim Uighur di Tiongkok.
Lembaga ini mendefinisikan persekusi sebagai “permusuhan apa pun yang dialami sebagai akibat dari iman seseorang akan Kristus. Ini dapat mencakup sikap, perkataan, dan tindakan yang tidak ramah terhadap orang Kristen.