Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Kardinal Zen ingatkan bahwa Cina ingin Vatikan 'menyerah sepenuhnya'

Kardinal Zen ingatkan bahwa Cina ingin Vatikan ‘menyerah sepenuhnya’

Kardinal Joseph Zen sekali lagi mengingatkan nasib yang akan menimpa Gereja bawah tanah di Cina yang disebutnya “akan menghilang” sebagai dampak dari kebijakan Vatikan yang gagal dalam hubungan dengan Beijing.

Uskup emeritus Hong Kong itu menegaskan kembali sikapnya yang sudah ia pegang teguh sejak lama bahwa upaya Vatikan untuk berkompromi dengan Beijing tidak ada gunanya, karena pemerintah Cina tidak akan mau kalah.

“Mereka ingin agar Vatikan menyerah sepenuhnya. Itu komunisme, ” kata Kardinal Zen kepada Catholic News Agency pada 11 Februari dalam perjalanan ke Washington D.C.

Kardinal berusia 88 tahun itu lebih lanjut menggambarkan Partai Komunis Tiongkok (CCP) sebagai “penganiaya” iman Kristen.

“Semakin banyak Gereja berada di bawah penganiayaan … dan pasti akan menghilang,” katanya sebagai bagian dari penilaian berdasarkan keyakinannya bahwa uskup yang lebih tua yang setia kepada Vatikan sedang sekarat dan tidak ada uskup baru yang ditunjuk, sehingga tidak ada imam baru ditahbiskan.


Kardinal Zen mengatakan kepada CNA bahwa umat Katolik Cina daratan datang ke Hong Kong untuk menanyakan apa yang dapat ia lakukan untuk Gereja di Cina.

“Saya tidak bisa melakukan apa-apa. Saya tidak punya suara di Vatikan. Sama sekali tidak,” katanya.

- Newsletter -

“Situasinya, secara manusiawi, tidak ada harapan bagi Gereja Katolik (Cina),” katanya.

Kardinal itu menambahkan bahwa Paus Fransiskus tidak bisa disalahkan atas kebijakan yang tidak efektif dari pihak Vatikan untuk melindungi orang-orang Kristen di Cina yang tetap setia kepada Tahta Suci, dengan alasan “paus tidak tahu banyak tentang Cina.”

Sebaliknya, mantan uskup Hong Kong sekali lagi mengkritik Kardinal Pietro Parolin, menteri luar negeri Vatikan, atas upaya yang salah arah dalam pemulihan hubungan dengan Beijing.

“Saya melawan Parolin. Karena hal-hal buruk datang darinya, ”kata Kardinal Zen.

Dia lebih lanjut mengkritik diplomat top Vatikan karena tetap “optimis” dengan apa yang disebut “Ostpolitik” atau kompromi antara Tahta Suci dan Beijing.

Kardinal Parolin adalah arsitek utama perjanjian Vatikan-Beijing yang ditandatangani pada September 2018 tentang penahbisan uskup di keuskupan-keuskupan Cina. Perjanjian itu memungkinkan pejabat komunis memberikan suara dalam penunjukan uskup.

Perjanjian itu dimaksudkan untuk membantu membangun ikatan antara Vatikan dan Asosiasi Patriotik Katolik Cina (CCPA) yang diakui secara resmi oleh Cina, namun tidak diakui oleh Tahta Suci.

Kesepakatan itu selanjutnya dimaksudkan untuk meletakkan dasar bagi penyatuan CCPA dan Gereja bawah tanah, yang setia kepada Vatikan.

Akan tetapi perjanjian tersebut telah dipandang sebagai kuda Troya untuk “sinicization”  yang disebut pakar asal Italia Massimo Introvigne sebagai “penyerahan diri agama terhadap sosialisme dan PKC.”

Karena persekusi terhadap orang Kristen dilaporkan meningkat sejak perjanjian itu, para kritikus telah meminta Paus Fransiskus untuk membatalkan perjanjian tersebut.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest